maaf email atau password anda salah


Manfaat Buku Fiksi Ilmiah bagi Anak

Buku fiksi ilmiah banyak manfaatnya bagi anak, termasuk memacu kemampuan berpikir kritis. Sayangnya, genre ini jarang tersedia.

arsip tempo : 171528866032.

Ilustrasi anak membaca buku fiksi ilmiah. UNSPLASH . tempo : 171528866032.

Fiksi ilmiah atau science fiction dapat mendorong orang untuk lebih berhati-hati terhadap potensi bahaya dari suatu inovasi. Dengan demikian, fiksi ilmiah membantu kita untuk berpikir lebih kritis soal etika ilmu pengetahuan. Peneliti mendapati bahwa sci-fi menyuguhkan pengaruh positif tentang cara orang memandang ilmu pengetahuan. Pakar fiksi ilmiah Istvan Csicsery-Ronay menyebut fenomena ini sebagai "kebiasaan berpikir fiksi ilmiah".

Para ilmuwan dan insinyur melaporkan bahwa perkenalan mereka dengan fiksi ilmiah membentuk cara berpikir mereka soal ilmu pengetahuan. Berpikir kritis tentang ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan bagian penting dalam pendidikan STEM—science, technology, engineering, mathematics.

Materi yang Rumit?

Penelitian saya tentang efek bacaan fiksi ilmiah bagi anak usia di bawah 12 tahun mendapati bahwa pustakawan dan guru sekolah dasar menggunakan buku fiksi ilmiah sebagai pemancing anak yang malas membaca. Juga bagi anak-anak yang menyukai buku yang mereka sebut "aneh" atau "funky".

Dari 59 guru sekolah dasar dan pustakawan yang saya survei, hampir seperempatnya menyebut diri mereka sebagai penggemar science fiction. Sementara itu, hampir semuanya menyatakan fiksi ilmiah merupakan bacaan yang sama pentingnya dengan genre lain. Meski demikian, sebagian besar dari mereka menyatakan, walau mereka merekomendasikan fiksi ilmiah kepada individu, mereka tidak menyarankannya sebagai bacaan kelompok.

Para guru dan pustakawan mendapati dua masalah buku fiksi ilmiah bagi pembaca muda, yaitu ketersediaan yang rendah dan materi yang rumit.

Ilustrasi anak-anak berada di perpustakaan. PEXELS

Mengapa Buku Sci-fi Jarang Ada di Sekolah?

Sejumlah responden mengatakan mereka sulit mendapati buku fiksi ilmiah untuk murid sekolah dasar. Untuk mencari tahu lebih jauh, saya menghitung jumlah buku fiksi ilmiah yang tersedia di sepuluh perpustakaan sekolah dasar di Amerika Serikat secara acak. Hasilnya, hanya ada 3 persen buku fiksi ilmiah di antara koleksi perpustakaan-perpustakaan itu. Sisanya adalah 49 persen buku nonfiksi, 25 persen fantasi, 19 persen fiksi realistis, dan 5 persen fiksi sejarah. Meski fiksi sejarah juga langka, fiksi ilmiah menjadi kategori yang jumlahnya paling minim.

Para pengarang dan penerbit yang saya temui mengatakan buku fiksi ilmiah untuk anak kecil bukanlah genre yang menguntungkan sehingga jadi sulit kita dapati. Dengan keyakinan banyak pembaca muda tidak menyukai fiksi ilmiah, genre ini jarang ditulis, dipublikasikan, dan didistribusikan.

Karena keterbatasan pilihan, para guru dan pustakawan kesulitan mendapati buku yang tidak terlalu panjang dan rumit sebagai bacaan bersama. Seorang responden mengatakan, "Saya harus menggali dalam-dalam untuk mendapati bab yang bisa dipakai untuk dibaca bersama. Seharusnya buku yang bisa untuk dibaca keras-keras adalah buku yang singkat dengan alur yang lebih sederhana." Responden lain menganggap alur cerita buku fiksi ilmiah sulit dicerna pembaca muda. Mereka baru menyodorkan fiksi ilmiah di klub baca tingkat SMP.

Pertanyaan tentang Kedewasaan

Menunda bacaan fiksi ilmiah sampai anak lebih dewasa merupakan pilihan yang dipakai banyak orang. Susan Fichtelberg, pustakawan senior, menulis panduan membaca fantasi remaja dan fiksi ilmiah. Dalam panduan itu, Fichtelberg merekomendasikan usia 12 tahun sebagai waktu terbaik untuk mulai membacanya. Pakar literasi anak lain meragukan kemampuan anak di bawah usia 12 tahun untuk memahami bacaan fiksi ilmiah.

Peneliti literasi sepakat bahwa teks yang kompleks dapat dipahami lebih mudah ketika pembacanya memiliki latar belakang pengetahuan yang cukup. Namun, saat saya membaca sejumlah buku fiksi ilmiah bergambar bersama anak-anak sekolah dasar, mereka sulit memahaminya. Anak paling aktif dalam riset saya kerap menggunakan pengetahuannya tentang Star Wars untuk menginterpretasikan buku-buku tersebut. Latar belakang pengetahuan bisa menunjukkan tingkat pemahaman anak terhadap sains, juga paparannya terhadap suatu genre. Semakin sering seseorang membaca fiksi ilmiah, semakin mudah mereka memahami bacaan tersebut.

Ilustrasi anak-anak membaca buku fiksi ilmiah. PEXELS

Masalah Pilihan

Fiksi ilmiah tidak perlu berisi sains yang mendetail atau premis aneh dalam menawarkan ide yang cemerlang. Buku bergambar sederhana, seperti Farm Fresh Cats karya Scott Santoro bersandar pada ide-ide yang familiar, seperti pertanian dan kucing, untuk membantu pembaca memikirkan ulang apa saja hal-hal yang dekat dengan kita dan apa yang asing. The Barnabus Project oleh Fan Brothers merupakan cerita petualangan yang sederhana. Namun, di saat yang sama, menyuguhkan persoalan etika dalam uji coba genetika terhadap hewan.

Kabar baiknya, murid sekolah dasar dapat memilih buku fiksi ilmiah meski orang dewasa menganggap mereka tidak memahaminya. Saya mendapati bahwa buku fiksi ilmiah di sepuluh perpustakaan sekolah dasar tersebut dipinjam lebih sering ketimbang genre-genre lain. Secara rata-rata, buku fiksi ilmiah dipinjam 1-2 kali lebih sering dibanding genre lainnya.

Berdasarkan data perpustakaan-perpustakaan tersebut, saya membangun model statistik yang memprediksi kemungkinan lebih dari 58 persen buku ilmiah dipinjam lebih sering ketimbang buku fantasi. Permodelan ini memperkirakan buku fiksi ilmiah dipinjam dua kali lebih sering dibanding genre lain. Dengan kata lain, karena anak-anak tidak memiliki banyak pilihan buku fiksi ilmiah, tingkat keterbacaannya terkumpul pada judul yang itu-itu saja.

Anak-anak bisa saja mendapati buku fiksi ilmiah mereka sendiri, tapi para orang tua perlu berbuat lebih untuk memperbanyak pilihan di genre tersebut sehingga semua anak punya kesempatan yang sama untuk mengenalnya. Mendorong anak untuk mengeksplorasi fiksi ilmiah memang tak menjamin dia berkarier di bidang sains pada kemudian hari. Namun setiap anak berhak mendapat pelajaran dari buku fiksi ilmiah agar dapat menentukan arah di dunia yang dipenuhi kemajuan teknologi ini.

---

Artikel ini ditulis oleh Emily Midkiff, lektor ilmu keguruan dan kepemimpinan di University of North Dakota, Amerika Serikat. Terbit pertama kali dalam bahasa Inggris di The Conversation dan diterjemahkan ke bahasa Indonesia oleh Reza Maulana dari Tempo. 

Konten Eksklusif Lainnya

  • 9 Mei 2024

  • 8 Mei 2024

  • 7 Mei 2024

  • 6 Mei 2024


Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.

Login Langganan