FPI dan Landasan Dakwah Habib
Husein Ja'far Al Hadar,
Penulis
Sejak awal masa Islam, Yaman menempati posisi penting di mata Nabi Muhammad. Karena itu, ketika Imam Ahmad al-Muhajir (820-924 Masehi) justru memilih berhijrah ke "kawasan kosong" (empty quarter), yang dulunya dikenal dengan nama Wadi Hadhramaut (lembah Hadhramaut, Yaman) yang tandus dan tak strategis itu, keputusan itu diyakini dan disebut-sebut mengandung sebuah rahasia (asrar) besar. Dan ternyata, memang dari sanalah salah satu arus dakwah Islam berbasis damai, cinta kasih, dan akulturatif bergerak ke kanan hingga Asia Tenggara (khususnya Indonesia). Ini berbeda dengan arus dakwah Islam ke kiri (sampai Andalusia, Eropa) yang cenderung bercorak perang, penaklukan, politis, dan melawan jejak sejarah dan budaya Yahudi-Kristen yang telah ada sebelumnya.
Dakwah dari Hadhramaut itu dibawa oleh kalangan habaib (jamak dari kata habib), yakni keturunan Nabi Muhammad. Dari segi morfologi (sharf) saja, habib berarti "yang dicinta" (obyek-maf'ul) atau "yang mencinta" (subyek-fail). Sebab, cinta menjadi roh dakwah Islam yang dibawa para habib yang berbasis Thariqah 'Alawiyah, ajaran praktis tasawuf yang dipegang dan diajarkan secara turun-temurun oleh para habib, serta menjadi pedoman dakwah mereka.
Husein Ja'far Al Hadar,
Penulis
Sejak awal masa Islam, Yaman menempati posisi penting di mata Nabi Muhammad. Karena itu, ketika Imam Ahmad al-Muhajir (820-924 Masehi) justru memilih berhijrah ke "kawasan kosong" (empty quarter), yang dulunya dikenal dengan nama Wadi Hadhramaut (lembah Hadhramaut, Yaman) yang tandus dan tak strategis itu, keputusan itu diyakini dan disebut-sebut mengandung sebuah rahasia (asrar) besar. Dan ternyata, memang dari sanal
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini