Roman dan Diskriminasi
Bandung Mawardi,
Saudagar Buku
Seabad silam, Marco Kartodikromo mempersembahkan roman berjudul Mata Gelap: Tjerita Jang Soenggoeh Kedjadian Ditanah Djawa, Drukkerij Insulinde, Bandung. Ada pengisahan asmara, modernisasi, dan kuasa uang. Roman menimbulkan polemik, menguak pelbagai persoalan genting di Hindia-Belanda. Marco (1914:4) mendeskripsikan pertemuan kaum muda Bumiputera, berlatar Semarang, 1910: "Laloe ketiga pemoeda itoe sama berdoedoekan diroemah makan itoe dan berkata-kata dengan soeka hati. 'Bah! Minta stroop ijs,' kata Amtje jang kelihatan tjape habis naik fiets, kepada Tjina pendjaga restauratie." Kalimat-kalimat itu memicu polemik.
Bandung Mawardi,
Saudagar Buku
Seabad silam, Marco Kartodikromo mempersembahkan roman berjudul Mata Gelap: Tjerita Jang Soenggoeh Kedjadian Ditanah Djawa, Drukkerij Insulinde, Bandung. Ada pengisahan asmara, modernisasi, dan kuasa uang. Roman menimbulkan polemik, menguak pelbagai persoalan genting di Hindia-Belanda. Marco (1914:4) mendeskripsikan pertemuan kaum muda Bumiputera, berlatar Semarang, 1910: "Laloe ketiga pemoeda itoe sama berdoedoekan
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini