Nasionalisme di Piala AFF
Endang Suryadinata,
ALUMNUS ERASMUS UNIVERSITEIT ROTTERDAM-BELANDA, TINGGAL DI SURABAYA
Di tengah konflik perpecahan sepak bola kita, tim nasional Indonesia berlaga di Piala AFF di Kuala Lumpur dan Bangkok, mulai 24 November hingga 22 Desember 2012. Di tengah perpecahan antara PSSI-nya Johar Arifin dan KPSI-nya La Nyalla Mattalitti, sempat muncul diskusi tentang nasionalisme. Mereka yang enggan membela timnas dicap tidak nasionalis. Bahkan pemain bola Hamka Hamzah, yang kerap membela timnas, dalam akun Twitter-nya sempat dihujat para pendukung timnas. Pasalnya, dia menulis bahwa saat ini nasionalisme tidak bisa memberi makan. Hamka juga lebih dihujat karena dia menolak panggilan untuk masuk membela timnas.
Masih ada
Terlepas dari pernyataan Hamka Hamzah, syukurlah ternyata masih ada rasa nasionalisme di dada para pemain dan pendukung timnas. Kita juga gembira melihat indikasi menuju nasionalisme baru yang lebih bersahabat, yakni memberikan apresiasi kepada negara-negara lain yang memiliki talenta lebih bagus. Mulai ada rasa penerimaan obyektif atas keunggulan negara lain, tanpa harus kehilangan kepercayaan terhadap diri dan negara sendiri. Dengan cara itu pula, anak-anak muda Indonesia sekarang tidak lagi mudah digerakkan oleh sentimen-sentimen nasionalisme yang sempit.
Endang Suryadinata,
ALUMNUS ERASMUS UNIVERSITEIT ROTTERDAM-BELANDA, TINGGAL DI SURABAYA
Di tengah konflik perpecahan sepak bola kita, tim nasional Indonesia berlaga di Piala AFF di Kuala Lumpur dan Bangkok, mulai 24 November hingga 22 Desember 2012. Di tengah perpecahan antara PSSI-nya Johar Arifin dan KPSI-nya La Nyalla Mattalitti, sempat muncul diskusi tentang nasionalisme. Mereka yang enggan membela timnas dicap tidak nasionalis. Bahkan pemain
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini