Mengandalkan Firasat
Suatu sore Maret 1975 di Melbourne. Cuaca di luar cerah. Namun, Sarman Panggabean, gelandang bertahan tim nasional, memilih berdiam di kamar hotel ketimbang jalan-jalan menikmati pemandangan.
Maklum, malamnya dia bersama timnya harus menghadapi Selandia Baru. Laga itu menjadi penentu lolos-tidaknya Indonesia ke babak playoff kualifikasi Piala Dunia 1978. Jam di kamar sudah menunjukkan pukul setengah empat. Matanya mulai mengantuk. Tak lama kemudi
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini