SYDNEY - Novak Djokovic memukul telak Rafael Nadal menjelang Australia Terbuka yang akan dimulai pekan depan. Petenis Serbia itu mengalahkan jawara tenis Spanyol dalam laga final turnamen beregu putra Piala ATP (Asosiasi Tenis Profesional) 2020 di Sydney pada Ahad lalu.
Minggu depan, kedua petenis yang menduduki peringkat teratas dunia itu akan berlaga dalam Australia Terbuka. Turnamen Grand Slam pada awal tahun yang digelar di Melbourne Park itu memungkinkan Djokovic yang menempati peringkat kedua dunia dan Nadal di peringkat pertama dunia berjuang untuk kembali mengulangi laga final tahun lalu.
Kemenangan di Sydney telah menambah keunggulan Djokovic atas Nadal menjadi 29-26 sepanjang pertemuan mereka. Ini juga semakin mengukuhkan dominasi Djokovic di lapangan keras yang selalu menang atas Nadal sejak final Amerika Serikat Terbuka 2013. Tentunya kemenangan terakhir ini juga menjadi modal besar Djokovic untuk menghadapi turnamen besar pekan depan.
"Setiap kali saya bertanding melawan Rafa, kami bisa memainkan banyak poin menarik," kata Djokovic, yang memenangi 9 dari 12 pertemuan terakhir. "Kami memiliki beberapa pertandingan yang luar biasa."
Namun Djokovic menolak disebut sebagai petenis terfavorit di Melbourne Park. Meski telah memenangi Australia Terbuka sebanyak tujuh kali sejak 2008, Djokovic mengatakan ada banyak pemain yang juga layak disebut bintang. "Begini, Grand Slam lapangan keras terakhir berada di New York, dan Rafa memenanginya," katanya tentang final Amerika Serikat Terbuka, ketika Nadal mengalahkan Medvedev dalam lima set.
Ia juga menyebutkan sejumlah nama yang layak menjadi favorit juara, seperti petenis Kanada Denis Shapovalov, petenis nomor lima dunia Daniil Medvedev, dan tentunya Roger Federer yang menduduki peringkat pertama.
"Jelas masih ada Federer, Nadal, saya sendiri karena pengalaman dan segalanya serta peringkat yang kami dapat mungkin dinamai tiga favorit teratas," kata Djokovic. "Tapi masih ada Medvedev, (Stefanos) Tsitsipas, Dominic Thiem, yang benar-benar menunjukkan diri sebagai petenis yang luar biasa."
Djokovic mencontohkan laga Final ATP 2019 di London, di mana Tsitsipas bangkit dari ketertinggalan untuk mengalahkan Thiem. Keduanya menunjukkan bahwa mereka telah matang di panggung besar dan dapat menantang pemain terbaik di dunia. "Berbicara tentang pemain NextGen yang memenangi Slam. Anda tahu, sepertinya semakin dekat. Semoga tidak tahun ini. Kita lihat saja nanti."
Adapun kesuksesannya membawa Serbia meraih gelar juara Piala ATP, menurut Djokovic, merupakan "persiapan sempurna" untuk meraih gelar kedelapan di Australia Terbuka yang dimulai pada 20 Januari mendatang. "Kompetisi tim semacam ini benar-benar istimewa. Mudah-mudahan saya dapat mengambil energi positif itu dan menggunakannya untuk Australia Terbuka."
Dalam Piala ATP 2020, Djokovic yang menjadi motor tim Serbia membawa keunggulan 1-0 setelah mengalahkan Nadal dengan 6-2, 7-6 (7/4). Dalam pertandingan kedua, Spanyol menyamakan kedudukan 1-1 melalui petenis peringkat kesepuluh dunia Roberto Bautista Agut, yang mengalahkan wakil Serbia Dusan Lajovic dengan 7-5, 6-1.
Posisi imbang itu justru membuat Djokovic semangat kembali tampil di Ken Rosewall Arena untuk berlaga di nomor ganda berpasangan dengan Viktor Troicki. Petenis nomor dua dunia itu seperti tak kehabisan energi setelah satu jam sebelumnya berlaga di nomor tunggal. Sementara itu, Nadal memilih untuk beristirahat karena kelelahan.
Akhirnya, Djokovic/Troicki memastikan kemenangan Serbia setelah mengalahkan pasangan Spanyol Feliciano Lopez yang bermitra dengan Pablo Carreno Busta dengan 6-3, 6-4. "Saya akan mengingat pengalaman ini selama sisa hidup saya. Itu adalah salah satu momen terindah dalam karier saya," kata Djokovic dengan mata berkaca-kaca setelah memenangi pertandingan ganda.
Turnamen beregu putra yang membawa nama negara itu-seperti turnamen Piala Davis-memberi hadiah uang senilai Rp 1 triliun. Para petenis juga mendapat gairah besar karena memperoleh tambahan 750 poin untuk tunggal dan 250 poin untuk ganda di peringkat ATP.
Nadal, yang belum pernah mengalahkan Djokovic di lapangan keras sejak 2013, mengatakan sangat kelelahan setelah tenaganya terkuras sejak babak penyisihan Piala ATP. "Kami percaya pada keputusan tim kami. Itulah sebabnya kami sukses pada masa lalu karena kami mampu memberi kepercayaan kepada pemain lain, dan kami memberi kepercayaan kepada Feliciano serta Pablo."
Petenis dengan julukan Raja Tanah Liat itu mengkritik penyelenggaraan turnamen beregu putra ini. Ia mendesak Federasi Tenis Internasional (ITF) dan ATP untuk duduk bersama dan membentuk satu kejuaraan tim dunia sebagai ganti dari dua turnamen beregu Piala ATP dan Piala Davis.
"Kami perlu menemukan cara untuk membuat kesepakatan besar dengan ITF dan ATP guna menciptakan kompetisi beregu Piala Dunia yang besar, bukan dua," kata Nadal. "Itu membuat para penonton kebingungan, dan kami harus menjelaskan dalam olahraga kami serta untuk kesehatan olahraga kami. Menurut saya, wajib bagi kami untuk memperbaikinya." TENNIS WORLD| ATP| FIRST POST | NUR HARYANTO
Pemanasan Djokovic Menjelang Australia Terbuka 2020