Superman, Puisi Tibet, dan Puyol
Pada sebuah siang pertengahan 1997, di tempat latihan Akademi Sepak Bola Barcelona, La Masia. Mata pelatih Louis van Gaal tak berkedip memperhatikan aksi seorang anak berusia 19 tahun yang tengah berlatih. Sang remaja tak pernah mau menyerah, ngotot, dan sangat disiplin. Semuanya mengesankan bagi pelatih asal Belanda ini. Kecuali satu: rambut si anak awut-awutan dan terlalu gondrong.
Van Gaal pun memanggil anak tersebut. "Ada apa denganmu? Apakah
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini