Bertani dengan Kearifan Lokal
Hari masih gelap ketika Edi Kusdarwanto bergegas menuju lahan persawahan. Membawa teropong, pria 30 tahun itu meneropong dan mengamati puluhan ekor burung hantu yang sengaja dipelihara di tengah persawahan. Edi bukan pengamat burung, melainkan petani biasa yang mencoba bertani dengan cara yang tak biasa.
Ya, burung-burung hantu itu ditangkarkannya bersama petani lain untuk membasmi hama padi yang kerap mengganggu persawahan mereka: tikus. Tak cu
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini