JAKARTA – Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Choirul Anam, mengatakan lembaganya menduga pelaku pembunuhan pendeta Yeremia Zanambani adalah Wakil Komandan Komando Rayon Militer Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya, Papua, Alpius Hasim Madi. Dugaan itu diperoleh dari keterangan korban sebelum meninggal kepada dua saksi dan seorang saksi lain yang melihat Alpius di sekitar lokasi sebelum kejadian.
“Alpius disebut menuju kandang babi sekitar waktu penembakan terhadap korban,” kata Choirul Anam, kemarin.
Yeremia meninggal karena tembakan dan luka lain pada 19 September lalu. Sebelum kejadian, kata Anam, istri Yeremia, Meriam Zoani, bertemu dengan Alpius dan anak buahnya. Mereka tengah mencari senjata TNI yang dirampas kelompok sipil bersenjata dua hari sebelumnya. Saat itu Meriam mengatakan bahwa suaminya berada di kandang babi. Saksi lainnya melihat Alpius dan anak buahnya mendekati kandang babi pada pukul 15.00 WIT.
Berselang satu setengah jam, Meriam mencari suaminya ke kandang babi karena belum pulang ke rumah. Di sana Meriam menemukan Yeremia tertelungkup. Ia tertembak di lengan kiri dan luka berbentuk bulat di belakang leher. Saat itu Yeremia masih hidup.
Yeremia diduga ditembak menggunakan senjata laras pendek dari jarak 1 meter. Diameter luka itu 5-7 sentimeter dan panjang 10 sentimeter. Korban juga diduga disiksa dengan menggunakan tangan ataupun alat. Penyiksaan ini ditengarai untuk memaksa korban berlutut yang dibuktikan dengan jejak abu tungku pada lutut Yeremia. "Kematian pendeta Yeremia dilakukan dengan serangkaian tindakan yang mengakibatkan hilangnya nyawa di luar proses hukum," ujar Anam.
Komnas HAM juga menemukan adanya upaya pengaburan fakta dengan cara menembak acak di dinding kandang babi. Lembaga ini menemukan ada 19 lubang bekas tembakan di dinding kandang dan mendapati terdapat proyektil peluru yang hilang dari sebuah balok kayu bekas tembakan.
Kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan III, Kolonel Czi IGN Suriastawa, mengatakan TNI menghargai temuan Komnas HAM tersebut. Ia mengatakan TNI akan memberikan sanksi tegas kepada anggotanya yang terbukti terlibat. Namun Suriastawa mengingatkan agar pengusutan kasus di Intan Jaya tidak hanya berfokus pada kematian Yeremia. Sebab, ada serangkaian pembunuhan yang juga terjadi di sana, dengan korban anggota TNI. “TNI mendukung pengusutan tuntas seluruh kasus ini. Jangan hanya berfokus pada satu kasus dan mengesampingkan kasus lainnya,” katanya.
EGI ADYATAMA | AVIT HIDAYAT