JAKARTA - Pemerintah Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, meliburkan semua sekolah selama masa karantina terhadap 243 warga negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari Provinsi Hubei, Cina. Libur sekolah ini berlangsung selama dua pekan, terhitung mulai hari ini.
Pemerintah Natuna terpaksa meliburkan sekolah setelah warga Natuna berunjuk rasa menolak daerahnya dijadikan lokasi karantina warga Indonesia dari Hubei. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Natuna, Andes Putra, mengatakan surat pemerintah kabupaten yang meliburkan siswa itu merupakan tindak lanjut dari protes warga Natuna di kantor Dewan, kemarin. "Betul, libur sekolah itu, karena permintaan massa aksi," kata Andes, kemarin.
Surat keputusan meliburkan sekolah itu ditandatangani Sekretaris Daerah Kabupaten Natuna, Wan Siswandi. Surat itu berisi lima poin keputusan, yaitu meliburkan sekolah pada 3-17 Februari, siswa diminta belajar di rumah, mengimbau siswa tidak beraktivitas di luar rumah dan menghindari tempat keramaian, serta masyarakat diminta memeriksa kesehatan ke pusat kesehatan masyarakat terdekat jika menderita gejala sesak napas.
Menurut Andes, penolakan masyarakat Natuna itu muncul karena pemerintah pusat tidak melakukan sosialisasi sejak awal. Masyarakat baru mengetahui bahwa Natuna dipilih sebagai lokasi karantina pada Jumat malam lalu. Saat itu, puluhan warga berdemonstrasi ke kantor DPRD Natuna dengan tujuan menolak rencana karantina di Natuna. "Masyarakat sesungguhnya tidak menolak saudara-saudara kita, tapi cara pemerintah yang dipertanyakan," ujar Andes.
Andes mengatakan masyarakat juga gusar karena fasilitas kesehatan di Natuna serba kekurangan, sehingga masyarakat khawatir proses observasi terhadap warga Indonesia yang pulang dari Hubei tidak berjalan optimal.
Kemarin, 243 WNI dari Hubei sudah berada di Natuna. Mereka dievakuasi karena wabah novel coronavirus (nCov) atau virus corona di Kota Wuhan, Hubei. Hingga kemarin, korban meninggal akibat virus corona sudah mencapai 304 orang dan 14.280 orang terinfeksi virus tersebut.
Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi mengatakan warga Indonesia yang dievakuasi dari Hubei sebanyak 247 orang, ditambah satu warga asing. Namun tiga orang dari mereka gagal diberangkatkan karena kondisi kesehatan terganggu saat pengecekan kesehatan di Wuhan. Ada lagi empat warga Indonesia yang memilih tetap tinggal di Hubei karena pertimbangan keluarga.
Retno mengatakan masa observasi itu juga berlaku bagi 42 anggota tim penjemput ke Hubei. "Masa observasi ini juga akan dilakukan oleh 42 anggota tim penjemput WNI dari Wuhan. Sehingga total orang yang akan menjalani observasi adalah 285 orang," kata Retno. Ia pun menjamin warga Indonesia dari Hubei itu dalam keadaan sehat dan aman dari virus corona.
Walau pemerintah menjamin, warga Natuna tetap menolak. Demonstrasi penolakan warga Natuna berlanjut kemarin. Mereka mengajukan enam tuntutan kepada pemerintah pusat, di antaranya meminta agar WNI dari Hubei dikarantina di kapal perang, memberi jaminan kesehatan kepada masyarakat dengan membuat pos komando kesehatan di Natuna, serta meminta segala kebijakan pemerintah pusat disosialisasi terlebih dulu kepada masyarakat. "Kondisi hari ini merupakan contoh tidak ada sosialisasi kepada masyarakat Natuna, sehingga masyarakat resah," kata Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia Natuna, Haryadi.
YOGI EKA SAHPUTRA (BATAM) | DIKO OKTARA