JAKARTA - Pengamat politik, Adi Prayitno ,menganggap Pejuang Bravo Lima berpeluang menjadi partai politik baru di masa mendatang. Peluang itu terlihat dari jajaran pengurus organisasi masyarakat ini yang terdiri atas sejumlah pejabat negara dan pensiunan militer, dua di antaranya Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan serta Menteri Agama Fachrul Razi.
"Saya membacanya sederhana. Mereka murni ingin jadi ormas, sekaligus tes uji pasar. Kalau banyak diinginkan, bakal jadi partai," kata Adi, kemarin.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia ini mengatakan perubahan Bravo Lima dari relawan pendukung Joko Widodo pada pemilu presiden menjadi organisasi masyarakat merupakan pertanda ke arah pembentukan partai. Apalagi pengurus Bravo Lima banyak yang merupakan pensiunan militer dan sudah populer. Perubahan lembaga ini bisa mencontoh Persatuan Indonesia (Perindo) dan NasDem, yang mulanya sebagai organisasi masyarakat, lalu menjadi partai politik.
"Nama-nama besar dalam organisasi itu juga memungkinkan bakal memicu munculnya poros politik baru," ujar dia.
Deklarasi Bravo Lima menjadi organisasi masyarakat digelar di ballroom Hotel Discovery, Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta, dua hari lalu. Dalam deklarasi itu, Bravo Lima juga berubah nama jadi Pejuang Bravo Lima. Deklarasi ini dihadiri sekitar 500 orang. Sebagian pengurus organisasi itu adalah pensiunan militer, seperti Fachrul Razi, Suadi Marasabessy, Marsetio, Sumardi, Heriyono Harsoyo, Zainal Abidin, Heriyadi, Paulus Prananto, dan Tri Agus Heru Prasetyo.
Adi mengatakan selama ini poros politik cenderung terbagi tiga, yaitu poros Hambalang, Teuku Umar, dan Cikeas. Hambalang merujuk pada alamat rumah Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto di Hambalang, Bogor, Jawa Barat. Lalu Teuku Umar mengacu pada alamat rumah Ketua PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat. Adapun Cikeas merujuk pada alamat rumah Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono di Cikeas, Bogor.
Bravo Lima merupakan tim relawan Joko Widodo yang dibentuk pada 2013. Kemudian Bravo Lima menjadi relawan pemenangan pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla dalam pemilihan presiden 2014. Pada pemilu presiden 2019, Bravo Lima menjadi relawan pemenangan Jokowi yang berpasangan dengan Ma’ruf Amin.
Ketua Pejuang Bravo Lima, Fachrul Razi, mengatakan nama Bravo Lima diambil dari alamat rumah Luhut Binsar Pandjaitan-pendiri lembaga ini- di Jalan Banyumas Nomor 5, Menteng, Jakarta Pusat. Mayoritas pengurus lembaga ini adalah purnawirawan TNI yang sebagian besar lulusan seangkatan dengan Luhut, yaitu 1970.
Fachrul mengatakan, setelah pemilu presiden lalu, tim Bravo Lima bersepakat untuk tidak membubarkan diri, tapi menjadi organisasi masyarakat yang berbadan hukum. "Kami sepakat tidak bubar, tapi menyatu dalam bentuk ormas bernama Pejuang Bravo Lima," kata dia.
Ia mengatakan Bravo Lima dikukuhkan sebagai organisasi masyarakat dengan tujuan mendukung penuh pemerintahan Presiden Jokowi. Organisasi ini akan bertujuan menguatkan toleransi umat beragama, mengokohkan nasionalisme, serta menangkal radikalisme.
Tri Agus Heru Prasetyo juga mengatakan Bravo Lima akan merangkul semua komponen masyarakat demi persatuan bangsa. "Modal yang paling besar bagi Indonesia adalah persatuan dan kesatuan bangsa," kata dia.
HALIDA BUNGA FISANDRA | FIKRI ARIGI | AVIT HIDAYAT