Demi Mudik
Debu dan panas, apek keringat, dan ruang yang terbatas tak menghalangi perjalanan mereka. Ayah dan anak berpelukan di geladak kapal, bersama mengarungi lelah dalam kemacetan yang mengular. Pun mereka yang diangkut bus tak mau meninggalkan simbol keberhasilan hidup di kota. Sepeda motor ikut bersama pemiliknya meski harus menempel di tubuh bus. Semua demi Lebaran di tanah leluhur.
Debu dan panas, apek keringat, dan ruang yang terbatas tak menghalangi perjalanan mereka. Ayah dan anak berpelukan di geladak kapal, bersama mengarungi lelah dalam kemacetan yang mengular. Pun mereka yang diangkut bus tak mau meninggalkan simbol keberhasilan hidup di kota. Sepeda motor ikut bersama pemiliknya meski harus menempel di tubuh bus. Semua demi Lebaran di tanah leluhur.
Ahad siang kemarin, arus mudik mencapai puncak. Anak-anak kecil m
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini