Daft Punk hadir untuk meniupkan roh terhadap musik, memberinya napas kehidupan, dan menjadikannya berjiwa. Ini bukan melebih-lebihkan. Album Random Access Memories (RAM), yang meraih penghargaan album terbaik Grammy Awards 2014, merupakan buktinya-andai Anda memang tak percaya.
RAM adalah album Daft Punk, duo musikus asal Prancis, yang paling banyak memakan waktu, tenaga, dan uang. Butuh delapan tahun bagi duo Thomas Bangalter dan Guy-Manuel de Homem-Christo untuk merampungkan materi di album keempatnya ini. Mereka merekam materi di lima studio berbeda, satu di Paris, satu di New York, dan tiga di Holywood. Rekaman di studio adalah hal yang jarang dilakukan Daft Punk. Mereka biasa membuat musik di kamar mengandalkan komputer dan synthesizer.
Untuk menambah kaya musiknya, Daft Punk menyewa grup orkestra beranggotakan 66 orang, plus 13 anggota paduan suara. Bangalter dan Guy-Man bersikap selektif dalam memilih musikus tambahan. Mereka merekrut pemain-pemain berpengalaman yang pernah bekerja sama dengan para legenda seperti Michael Jackson, Madonna, dan David Bowie.
Duo musikus berkebangsaan Prancis ini juga berkolaborasi dengan sejumlah artis ternama. Sebut saja rapper Pharell Williams, gitaris legendaris Nile Rodgers, vokalis Julian Casablancas, dan pionir musik tekno Giorgio Moroder. Mereka menghabiskan lebih dari US$ 1 juta (Rp 12 miliar) dalam proses penggarapan album. "Tapi bukan itu intinya," ujar Bangalter.
Periode 1990-an akhir hingga 2000-an awal merupakan masa-masa penting dalam dunia musik tekno. Ada perubahan besar yang terjadi pada masa ini dalam hal perkembangan teknologi dan penggunaan komputer untuk membuat musik. Pada masa silam, peran komputer belum sehebat sekarang. Synthesizer analog masih berjaya. Untuk mendapatkan suara aneh khas musik tekno, musikus merekam sampling secara analog dan memasukkannya ke dalam synthesizer.
Singkat cerita, teknologi makin berkembang sampai pada titik komputer dan laptop bisa menggantikan peran alat musik analog. Segala sesuatu yang berbentuk hardware kini tersedia dalam bentuk software. Program-program komputer menyediakan ribuan suara yang bisa dijadikan musik. Bermodal komputer dan program musik, siapa pun bisa menjadi musikus tekno. Caranya tinggal instal software, ulik, susun sampling di bagan pada layar komputer, dan jadilah musik tekno dengan kualitas profesional.
"Itu hal yang sangat bagus," kata dia. Tapi apalah arti sebuah trik magis jika semua orang bisa melakukannya? Daft Punk menangkap ada kekosongan yang dibawa oleh perkembangan teknologi. Kemudahan itu menghilangkan hal magis dari musik. "Komputer-komputer itu memang sangat bermanfaat dalam banyak hal. Tapi untuk urusan 'melukiskan emosi,' komputer tak bisa menggantikan instrumen musik," ucap Bangalter.
Daft Punk tak mengajak musikus atau pendengarnya meromantisasi masa lalu dengan mengajaknya kembali pada era analog. Mereka menggabung musik komputer dengan alat musik dan merekamnya dengan proses analog. Dilihat dari konteks zaman, apa yang mereka lakukan ini juga menyentil para musikus pop kontemporer, khususnya artis-artis jebolan label Amerika Serikat. Pop Amerika belakangan sangat mengagungkan musik yang diproduksi di komputer. Hampir semua lagu dalam album RAM menggunakan alat musik konvensional seperti gitar, keyboard, bas, dan drum.
Demi mengembalikan yang magis dari musik itu, Daft Punk rela membayar mahal. Mereka terbang ke New York dan Los Angeles untuk menjalani rekaman di studio legendaris Electric Lady dan Henson hanya demi mendapatkan suara serta nuansa unik dan khas yang dihasilkan dua studio klasik itu. Mereka khusus merekam efek suara di panggung Foley di Warner Bros. Mereka mengaransemen bagian lagu, lalu membayar musikus profesional untuk memainkannya, hanya agar terdengar lebih bagus.
Mereka menghabiskan 18 bulan untuk menyelesaikan lagu Get Lucky yang berdurasi 6 menit 10 detik. Lagu ini mendapat penghargaan Grammy sebagai hasil rekaman terbaik 2014. Contoh lain, ada lebih dari 250 track hasil rekaman yang mesti diolah untuk membuat lagu Touch berdurasi 8 menit. Untuk menuntaskan lagu yang satu ini, Daft Punk beberapa kali berpindah studio. "Bahkan, ada lagu yang dituntaskan dalam 2,5 tahun di lima studio berbeda," ujar Bangalter.
Dalam perhelatan Grammy ke-56, akhir Januari lalu, Bangalter dan Guy-Man memboyong lima piala. Mereka menang dalam setiap kategori di mana mereka dinominasikan. Dua sekawan yang bersahabat sejak SMP ini memenangi kategori album terbaik, hasil rekaman terbaik untuk lagu Get Lucky, penampilan duo/grup pop terbaik juga untuk lagu Get Lucky, album dance/elektronik terbaik, dan album dengan engineering paling baik.
Bangalter dan Guy-man yang sudah enam tahun tak muncul di layar televisi itu tak mengucapkan apa pun saat menerima piala Grammy. Di depan publik, Daft Punk tetaplah robot. Mereka tak pernah berbicara sepatah kata pun. GQ | SPIN.com | ROLLINGSTONE |PITCHFORK | ANANDA BADUDU
Album: Random Access Memories Daftar Lagu:
Musikus: Daft Punk
Label: Columbia Records
Rilis: 2013
1. Give Life Back To Music
2. The Game of Love
3. Giorgio by Moroder
4. Within
5. Instant Crush
6. Lose Yourself to Dance
7. Touch
8. Get Lucky
9. Beyond
10. Motherboard
11. Fragments of Time
12. Doin' it Right
13. Contact