Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ringkasan Berita
Green Box menjadi satu-satunya sentra tanaman hias di pusat belanja di Kota Bogor.
Tanaman hias di Kota Bogor sangat berpotensi untuk dikembangkan.
Pasar ekspor untuk tanaman hias terbuka lebar.
BOGOR – Ketika berjalan menuju food court Mal Boxies Kota Bogor, kemarin, pandangan Mia Aulia tertambat pada sebuah papan bertulisan “flower garden gate”. Karena penasaran, ia membuka pintu di belakang papan tersebut dan melongok. Seketika itu juga matanya berbinar-binar. Tanaman hias aneka rupa dalam pot tersusun rapi di sana.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Saya penyuka tanaman,” kata perempuan berusia 36 tahun itu penuh semangat. Mia menunda rencana ke food court. Setengah memaksa, ia mengajak suami dan anaknya melihat-lihat tanaman hias di tempat itu. “Mampir dulu ke sini sebentar, lihat-lihat.”
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mia tinggal di Perumahan Unitex yang persis berada di belakang Mal Boxies. Selama ini, untuk mencari tanaman hias, ia biasa mengunjungi sentra tanaman di Ciawi, Bogor Nirwana Residence, atau Katulampa. “Kalau di mal ini ada, berarti enggak perlu jauh-jauh ke sana,” katanya.
Area promosi dan niaga tanaman hias di Mal Boxies baru diresmikan pada Senin lalu. Pengelola mal menamakan tempat itu Green Box Gardening & Plants. Posisinya berada di sisi utara gedung utama. Rachmat Angga Saputra, pengelola Green Box, mengatakan kegiatan promosi tanaman hias ini memanfaatkan area kosong di luar mal.
Menurut Angga, di Kota Bogor belum ada mal dan pusat belanja yang memiliki pusat niaga tanaman hias. Padahal, setiap ada pameran tanaman hias di mal dan pusat belanja, selalu ramai dikunjungi masyarakat. “Ide kami muncul dari pameran-pameran itu,” katanya. “Kami kemudian mengajukan kerja sama dengan manajemen (Mal Boxies) untuk membuat sentra tanaman hias.”
Pengunjung mall melihat tanaman hias yang dijual di Green Box, Mall Boxies, Kota Bogor, 16 Februari 2022. TEMPO/M.A MURTADHO
Ternyata gagasan itu mendapat sambutan dari manajemen Mal Boxies. Area taman mal kemudian diubah menjadi sentra promosi dan niaga tanaman hias Green Box. Angga kemudian menggandeng juga sejumlah produsen tanaman hias di Kota Bogor untuk meramaikan Green Box. “Selama ini para petani tanaman hias hanya berjualan di pinggir jalan,” kata dia. “Sekarang mereka bisa bergabung dengan kami untuk promosi di mal.”
Angga berharap, dengan menggelar promosi di pusat belanja, pasar tanaman hias di Kota Bogor semakin terbuka lebar. Bahkan tidak tertutup kemungkinan produk tanaman hias yang mereka hasilkan bisa menembus pasar ekspor. “Saya sendiri sudah beberapa kali melayani pesanan dari Korea, Jepang, Dubai, Inggris, Amerika, Malaysia, dan Brasil,” katanya. “Ini berkat promosi di media sosial.”
Untuk pasar ekspor, kata Angga, tanaman yang paling banyak diminati adalah jenis Philodendron, Alocasia, Scindapsus, Anthurium, Syngonium, dan Monstera. Produsen yang bergabung dengan Green Box nanti dapat diberdayakan untuk memenuhi pesanan dari luar negeri itu. Jenis-jenis tanaman yang bisa ditawarkan pun menjadi lebih beragam. “Jadi, kalau nanti konsumen bertanya jenis tanaman apa pun, kami selalu tersedia, karena produsen sekarang sudah ada dalam satu wadah,” kata Angga.
Koordinator petani tanaman hias Kota Bogor, Saeful Anam, mengapresiasi gagasan pembentukan Green Box. Sentra tanaman hias ini membuka peluang kesejahteraan bagi petani. Sebab, selama ini petani hanya bergerak sendirian, dari memproduksi hingga memasarkan tanaman hias. “Kalau seperti ini kan pembelinya terbatas,” kata dia.
Setelah bergabung dengan Green Box, kata Anam, peluang petani untuk mendapat suntikan modal juga semakin terbuka. Bahkan Pemerintah Kota Bogor berjanji memberikan pinjaman kredit usaha rakyat melalui Bank Syariah Indonesia (BSI). “Kami memiliki 49 anggota yang semuanya belum pernah mendapat bantuan modal dari pemerintah.”
Wakil Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim, dalam keterangan tertulis, sebelumnya mengatakan tanaman hias sangat berpotensi dikembangkan di Kota Bogor. “Potensi penjualan setidaknya di atas Rp 10 triliun (per tahun),” kata Dedie. Karena itu, pemerintah siap memberikan kredit usaha rakyat agar usaha tanaman hias ini bisa terus berkembang. “Kita memiliki jenis tanaman yang beragam. Komoditas-komoditas ini patut dicoba untuk menjadi unggulan.”