Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Berkurang Perjalanan Commuter Line

Jumlah penumpang KRL pada hari pertama penerapan larangan mudik turun 6 persen. Tidak terjadi kepadatan menjelang kereta terakhir.

7 Mei 2021 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Suasana penumpang di Stasiun Manggarai, Jakarta, 6 April 2021. TEMPO/Hilman Fathurrahman W

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) atau KAI Commuter mengurangi waktu operasional kereta rel listrik (KRL) selama adanya larangan mudik Lebaran tahun ini.

  • Pengoperasian Commuter Line yang semula pukul 04.00-22.00 berubah menjadi 04.00-20.00 pada 6-17 Mei mendatang. 

  • Jumlah penumpang KRL saat hari pertama penerapan larangan mudik turun 6 persen.

JAKARTA — PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) atau KAI Commuter mengurangi waktu operasional kereta rel listrik (KRL) selama masa Lebaran tahun ini. Pengoperasian Commuter Line yang semula pukul 04.00-22.00 berubah menjadi 04.00-20.00 mulai kemarin hingga 17 Mei mendatang. Dampaknya, jadwal perjalanan angkutan massal berbasis rel itu berkurang dari 984 perjalanan menjadi 886 perjalanan per hari.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Wakil Presiden Komunikasi Korporat PT KCI, Anne Purba, mengatakan pengurangan waktu operasional KRL selama masa larangan mudik mengacu pada Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 13 Tahun 2021 tentang Pengendalian Transportasi Selama Masa Idul Fitri Tahun 1442 Hijriah. “Kami selalu mematuhi peraturan pemerintah dalam menjalankan operasional KRL,” kata dia kepada Tempo, kemarin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selama 6-17 Mei, KRL juga tidak melayani naik-turun penumpang di empat stasiun di Kabupaten Lebak, Banten. Perhentian itu adalah Cikoya, Maja, Citeras, dan Rangkasbitung. Walhasil, Commuter Line dengan rute Tanah Abang-Rangkasbitung hanya sampai Stasiun Tigaraksa.

Belakangan, setelah evaluasi kemarin, KCI mengubah kebijakannya. Mulai hari ini, Stasiun Cikoya akan kembali melayani naik-turun penumpang. Para komuter bisa naik kereta pada pukul 04.00-20.00.

Anne meminta para komuter menyesuaikan kembali jadwal perjalanannya dengan adanya perubahan waktu operasional KRL itu. “Gunakan KRL untuk kepentingan yang sangat mendesak karena ini dalam kondisi pandemi,” kata dia.

Kereta Commuter Line melintas di Kuningan, Jakarta, 18 Januari 2021. TEMPO/Muhammad Hidayat.

Nurcahyo, koordinator KRL Mania, komunitas pengguna reguler Commuter Line, mempertanyakan keputusan tersebut. Terlebih, PT Kereta Commuter menyatakan pemotongan jam operasi itu untuk mencegah pemudik menggunakan KRL. “Kecuali PT KCI sudah memiliki kajian kalau KRL dipadati oleh pemudik, baru waktu operasionalnya dibatasi,” kata dia.

Menurut Nurcahyo, pengurangan frekuensi perjalanan KRL justru menyusahkan masyarakat yang mengandalkan Commuter Line untuk mobilitasnya sehari-hari. Apalagi masih banyak warga di sekitar Jakarta yang bekerja di Ibu Kota hingga menjelang hari raya, yang diperkirakan jatuh pada 13 Mei mendatang. Dampaknya, para pekerja yang pulang malam harus mencari alternatif angkutan lain dengan ongkos transportasi membengkak dan waktu perjalanan memanjang.

Selain itu, pengurangan waktu operasional KRL berpotensi menimbulkan penumpukan penumpang di stasiun maupun kereta. Sebab, pilihan waktu perjalanan para komuter makin terbatas. “Mereka akan berupaya mengejar kereta terakhir,” ujar Nurcahyo.

Fransiska, seorang komuter, telah menyiapkan rencana perjalanan cadangan jika terlambat naik KRL terakhir menuju Stasiun Jurangmangu. Karyawan swasta itu bakal naik MRT hingga Stasiun Lebak Bulus kemudian melanjutkan perjalanan dengan ojek online. “Kalau naik MRT, ongkos perjalanan menjadi dua kali lipat,” ujar perempuan yang sering turun di Stasiun Tanah Abang maupun Sudirman itu.

Di Stasiun Gondangdia dan Tebet, pada kemarin petang, Tempo tidak melihat adanya penumpukan penumpang. Di Stasiun Tebet, penumpang Commuter Line terus berdatangan pada pukul 19.15, tapi tidak sampai menimbulkan antrean. Para penumpang juga masih bisa menjaga jarak di peron stasiun.

Tempo pun naik KRL rute Jakarta Kota-Bogor pada pukul 18.30 dari Stasiun Gondangdia. Jumlah penumpang yang duduk jauh lebih banyak daripada yang berdiri. Padahal, biasanya, saat jam pulang kantor, penumpang saling berimpitan di dalam gerbong.

Anne mengatakan terjadi pergeseran pola perjalanan penumpang KRL selama Ramadan. Keramaian penumpang di kereta maupun di stasiun terjadi pada pukul 15.30-17.30 alias menjelang jam buka puasa. Adapun pada bulan-bulan lain, penumpang Commuter Line memadati kereta dan stasiun pada pukul 17.00-18.00.

IMAM HAMDI | LANI DIANA | GANGSAR PARIKESIT
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Gangsar Parikesit

Gangsar Parikesit

Menjadi jurnalis Tempo sejak April 2014. Liputannya tentang kekerasan seksual online meraih penghargaan dari Uni Eropa pada 2021. Alumnus Universitas Jember ini mendapatkan beasiswa dari PT MRT Jakarta untuk belajar sistem transpotasi di Jepang.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus