JAKARTA – PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) mempersiapkan charging station atau stasiun pengisi daya bus listrik. Pembangunan ini untuk mendukung rencana pengoperasian 100 bus elektrik pada tahun ini.
Direktur Utama PT Transportasi Jakarta, Sardjono Jhony Tjitrokusumo, mengatakan perusahaan akan membangun stasiun pengisi setrum itu di Pejaten, Jakarta Selatan; dan Pegangsaan Dua, Jakarta Utara. Dua titik tersebut dipilih karena bus listrik yang akan mengaspal pada tahun ini beroperasi di koridor 2 (Pulogadung-Harmoni) dan koridor 6 (Ragunan-Tosari). “Lahannya masih pengadaan,” kata dia, beberapa hari lalu.
Untuk jangka pendek, Transjakarta menargetkan pengoperasian 20-30 bus listrik saat perayaan ulang tahun Jakarta ke-494 pada 22 Juni mendatang. Peralihan dari bus diesel ke listrik ini merupakan bagian dari kampanye besar perbaikan kualitas udara Ibu Kota.
Jhony mengatakan charging station di Pejaten akan berdiri di lahan seluas 2,52 hektare. Adapun stasiun pengisi daya di Pegangsaan Dua memiliki luas 2,57 hektare. Area itu memang jauh lebih luas daripada stasiun pengisian bahan bakar umum karena memiliki fungsi tambahan. “Nanti juga bisa menjadi tempat parkir kendaraan pribadi, sehingga masyarakat bisa beralih ke Transjakarta,” katanya.
Bus listrik di kantor pusat Transjakarta, Jakarta, 6 Juli 2020. TEMPO/M. Taufan Rengganis.
Mengingat pengisian daya bus listrik butuh waktu panjang, sekitar empat jam, proses charging tidak bisa hanya mengandalkan dua lokasi tersebut. Penyetruman paling ideal berlangsung saat bus rehat. Untuk itu, operator juga akan membangun charging station di garasi mereka, misalnya pul bus Steady Safe di Klender, Jakarta Timur.
Direktur Utama PT Steady Safe, John Pieter Sembiring, mengatakan mereka akan membangun stasiun daya begitu mendapat kepastian kemitraan dengan Transjakarta untuk pengoperasian bus listrik. “Karena belum ada fasilitas itu di luar,” ujarnya.
Perum Damri juga menyatakan kesiapannya membangun stasiun setrum di pul mereka. “Kami petakan lokasi (charging station) sesuai dengan rute bus kami,” kata Sidik Pramono, kepala divisi sekretariat perusahaan.
PLN mendukung program bus listrik Transjakarta. General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya, Doddy B. Pangaribuan, mengatakan masa depan transportasi merupakan kendaraan motor bertenaga setrum.
Menurut dia, pasokan listrik untuk Jakarta disuplai dari enam subsistem listrik dengan total kapasitas 10.319 megawatt (MW). Setrum itu disalurkan melalui 59 gardu listrik.
Adapun saat ini beban listrik di Jakarta baru mencapai 4.337 MW, sehingga masih terdapat kelebihan daya. Cadangan tersebut, Doddy melanjutkan, cukup untuk memberikan daya bagi tiga stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) atau charging station.
PLN telah membangun enam stasiun pengisian daya untuk kendaraan roda empat di Jakarta. Selain itu, lebih dari 1.700 stasiun pengisian listrik untuk kendaraan roda dua sudah tersedia. “Rata-rata pemilik mengisi baterai di rumah saat malam hari. SPKLU biasa dipakai taksi listrik atau untuk yang memang segera membutuhkan daya,” ujar Doddy.
Perseroan, Doddy melanjutkan, juga memberikan stimulus bagi pemilik kendaraan listrik yang mempunyai home charging. Insentif itu berupa potongan tarif listrik sebesar 30 persen untuk pengisian daya pada pukul 22.00-05.00.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan kendaraan yang lalu-lalang di Ibu Kota jumlahnya sangat banyak dan mengakibatkan polusi udara. Menurut dia, kendaraan bertenaga setrum, termasuk bus listrik, bisa menjadi solusi atas masalah tersebut. “Kami semua sedang menuju model transportasi bebas emisi,” katanya.
Pemerintah DKI, Anies melanjutkan, akan menggunakan 100 bus listrik yang dioperasikan oleh Transjakarta pada tahun ini. Harapannya lebih banyak lagi perusahaan dan warga yang menggunakan kendaraan ramah lingkungan tersebut. “Kami juga berikan insentif pajak bagi pengguna kendaraan listrik,” ujarnya.