JAKARTA - Proses konservasi relief di lantai dasar Gedung Sarinah, Jakarta Pusat, berjalan lambat. Anggota Tim Ahli Cagar Budaya DKI Jakarta, Candrian Attahiyat, mengatakan, dalam tiga bulan terakhir, pekerja masih berupaya melepas dan membongkar boks instalasi listrik yang berjarak hanya 30-40 sentimeter dari salah satu permukaan relief tersebut.
“Sempit sekali ketika saya masuk ke ruang itu. Semua instalasi listrik harus dibongkar dulu. Makanya kemarin mereka (tim renovasi Gedung Sarinah) konsultasi bagaimana caranya agar tak merusak relief itu,” kata Candrian kepada Tempo, kemarin. Menurut arkeolog Universitas Indonesia tersebut, gambar timbul berupa jajaran perempuan berkebaya dan laki-laki bercaping itu diperkirakan berada di Gedung Sarinah sejak awal pembangunan pada 1962-1964.
Menjulang sekitar 74 meter dengan 15 lantai, Sarinah merupakan bangunan pencakar langit pertama di Indonesia. Pusat belanja itu diresmikan Presiden Sukarno pada 15 Agustus 1966. Sarinah diambil dari nama pengasuh Sukarno. Selain berpendingin udara dan menggunakan mesin kasir elektronik, gedung ini merupakan bangunan pertama di Indonesia yang menggunakan eskalator.
Dengan alasan yang belum jelas, PT Sarinah (Persero) kemudian menutup akses ke relief berukuran sekitar 11 x 3 meter tersebut dan dijadikan ruang instalasi, perawatan listrik, serta generator. Lokasinya di balik bekas gerai McDonalds di lantai dasar. “Kami (tim Cagar Budaya) baru tahu ketika direksi PT Sarinah yang baru melaporkan keberadaan patung di lantai dasar pada Agustus 2020,” ujar Candrian. Saat itu, pengelola hendak memulai pemugaran gedung.
Candrian mengatakan relief tersebut mengalami banyak kerusakan. Dia menduga badan usaha milik negara bidang retail itu pernah membangun sekat ruangan yang menjadikan relief sebagai satu ujung fondasi. Proses konservasi paling berat, dia melanjutkan, adalah menghilangkan tembok tegak lurus di tengah relief tersebut. Selain itu, PT Sarinah diduga meninggikan permukaan lantai yang menyebabkan kaki satu patung tertimbun semen hingga 30 sentimeter.
Relief di ruang instalasi listrik Gedung Sarinah, Jakarta, Desember 2020. Dok. Bincang Santai Relief Di Gedung Sarinah/Yuke Ardhiati
Meski demikian, gambar timbul itu sangat mungkin dapat dipulihkan ke kondisi awal. "Tapi, menurut saya, lebih baik tinggalkan sedikit sisa semen pembangunan di patung. Sebagai pengingat jangan melakukan vandalisme kepada karya seni,” kata mantan kepala pengelola Kota Tua Jakarta tersebut.
Kurator Galeri Nasional, Sujud Dartanto, mengatakan komunitas seniman menyesalkan tindakan pemerintah dan PT Sarinah mengubur karya seni tersebut selama 50-an tahun. Saking lamanya menghilang, dia melanjutkan, relief besar tersebut sampai terhapus dari catatan sejarah dan kenangan masyarakat.
Menurut Sujud, gaya seni realisme sosial pada Patung Sarinah mendapat penolakan pada era Orde Baru. Penggambaran semangat kerakyatan tersebut dianggap mewakili ideologi komunisme yang mewabah pada akhir masa kepemimpinan Sukarno. Akibatnya, seniman yang dituding beraliran kiri diberangus, juga karya-karyanya.
Sujud mempertanyakan alasan PT Sarinah baru membuka keberadaan relief itu setelah 22 tahun setelah berakhirnya pemerintahan Soeharto. Toh, dia melanjutkan, komunisme sudah tak hidup di Indonesia. “Ini karya seni yang besar. Relief tiga dimensi yang bisa menjadi catatan sejarah dan pencapaian seniman pada era 1960,” kata dia.
Relief menampilkan perempuan berkebaya dan lelaki bercaping menjajakan buah. Dok. Bincang Santai Relif Di Gedung Sarinah/Yuke Ardhiati
Anggota tim konservasi, Yuke Ardhiati, mengatakan relief yang dia sebut sebagai Sang Penjaja itu akan menjadi ikon baru Gedung Sarinah, yang sebelumnya dikenal sebagai gerai perdana McDonalds di Indonesia. Saat ini, tim konservasi bersama pengelola tengah mempersiapkan desain ruang penempatan relief. Rencananya, gedung bersejarah tersebut akan kembali dibuka untuk publik mulai Agustus mendatang. “Ambil positifnya saja. Kini patungnya sudah ditemukan, sekarang sedang dikonservasi, dan nanti kembali ditampilkan,” kata arsitek dan doktor sejarah Universitas Indonesia tersebut.
Hingga berita ini ditulis malam tadi, PT Sarinah (Persero) tak kunjung menjawab pertanyaan yang Tempo layangkan via telepon, pesan pendek, dan surat resmi. Melalui telepon, Direktur Pengembangan Bisnis Lies Permana Lestari dan sekretaris perusahaan, Haslinda Triekasari, menolak berkomentar dengan dalih jawaban hanya bisa disampaikan Direktur Utama PT Sarinah Fetty Kwartati.
FRANSISCO ROSARIANS
Pekerja menyelesaikan proyek renovasi gedung pusat perbelanjaan Sarinah di Jakarta, 4 November 2020. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Wajah Baru Sarinah
Rencana renovasi gedung Sarinah pernah disampaikan Direktur Utama PT Sarinah (Persero) Fetty Kwartati dalam sebuah diskusi secara daring di akun media sosialnya. Diskusi itu diikuti oleh sejumlah kurator dan pelaku usaha. Fetty menyatakan fungsi Sarinah akan dikembalikan menjadi tempat pemasaran dan pengembangan produk dalam negeri.
Rencana renovasi: Agustus 2020-17 Agustus 2021
Anggaran: Rp 700 miliar
Kontraktor: PT Wijaya Karya (WIKA)
Arsitek: PT Airmas Asri
Pekerja: 400 orang
Bahan konstruksi: 100 persen produk lokal
Konsep:
- Sarinah akan memberikan 80 persen penyewaan tenant kepada pelaku usaha menengah, kecil, dan mikro (UMKM) dalam negeri.
- Sarinah akan menggandeng pelaku UMKM dari seluruh wilayah Indonesia untuk menjual produk di Jakarta ataupun outlet lainnya (seperti bandara dan daerah).
- Sarinah tengah menggodok rencana membuat satu lantai khusus untuk menawarkan produk UMKM, lokasi berdasarkan tema.
- Tenant lama masih bisa meneruskan kontrak penyewaan.
- Arsitektur gedung akan lebih ramah lingkungan dan mendukung pengembangan bisnis.
FRANSISCO ROSARIANS