Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Keluarga anggota FPI korban penembakan polisi mengadu ke Komisi III DPR.
Mereka menjabarkan kondisi jenazah yang memiliki luka tembak lebih dari satu di dada kiri.
Mabes Polri berkukuh FPI yang lebih dulu menyerang petugas dengan senjata api.
JAKARTA – Jenazah anggota Front Pembela Islam (FPI) korban penembakan polisi menunjukkan kesamaan, yaitu terdapat luka tembak di sekitar jantung. Demikian disampaikan keluarga korban dalam rapat dengar pendapat umum di Komisi Hukum DPR, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dainuri mengatakan, saat memandikan jasad anaknya, Lutfi Hakim, pada Selasa lalu, dia mendapati empat lubang di dada kiri yang tembus ke punggung. Lutfi, 24 tahun, merupakan anggota laskar pembela Islam asal Jakarta. Kamis pekan lalu, dia pamit kepada keluarganya untuk ikut mengawal Rizieq Syihab, pendiri FPI, di Megamendung, Bogor. Sehari kemudian, Rizieq dan keluarganya pindah ke Sentul, Bogor.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dari sana, pada Ahad malam, mereka pergi ke arah Karawang. Polisi menguntit rombongan Rizieq dan berakhir dengan penembakan yang menewaskan Lutfi dan lima rekannya pada Senin lalu, sekitar pukul 00.30, di sekitar Karawang.
Kesaksian serupa datang dari keluarga Muhammad Suci Khadavi, 21 tahun, yang satu mobil dengan Lutfi pada malam nahas itu. Anandra, kakak korban, mengatakan ayahnya melihat tiga lubang di dada kiri saat memandikan jenazah. “Sampai saat dikafankan, darah masih mengucur,” ujarnya di gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, kemarin.
Kondisi jenazah Andi Oktiawan, 33 tahun, lebih mengenaskan. Menurut kuasa hukum keluarga, Aziz Yanuar, di sekujur tubuh Andi ada lubang bekas tembakan. Saat memandikan jenazah Andi, dia juga mendapati bekas hantaman peluru di mata kiri yang tembus ke bagian belakang kepala. Ada pula luka tembak yang masuk dari belakang telinga kanan dan tembus ke belakang telinga kiri.
Aziz mengatakan luka tembak majemuk di sekitar jantung didapati pada keenam jasad korban. “Kami memiliki dokumentasi lengkap, video dan foto,” kata dia. Desmond Mahesa, Wakil Ketua Komisi Hukum DPR, meminta tim FPI menunjukkan bukti tersebut di rapat berikutnya.
Di luar luka tembak yang seragam di dada kiri, luka pada jenazah enam korban berbeda-beda. Anandra mengatakan terdapat lebam di kening dan luka baret di punggung jenazah Khadavi. Sedangkan Dainuri menyebutkan ada bekas injakan di kemaluan almarhum Lutfi, serta pipi kiri yang bengkak.
Pengurus FPI mengklaim mengajak seorang ahli forensik saat memandikan jenazah. Mengutip keterangan dokter yang tidak disebutkan namanya itu, mereka menyatakan semua korban ditembak dari jarak dekat. Ada yang dari depan, ada yang dari belakang.
Hal ini berbeda dengan keterangan polisi yang menyebutkan keenam korban tewas dalam baku tembak di Kilometer 50 jalan tol Jakarta-Cikampek. Polisi menyatakan para pengawal Rizieq itu yang lebih dulu menyerang dengan senjata tajam dan senjata api. Tudingan ini dibantah pengurus FPI, yang menyatakan anggota mereka tidak membawa senjata apa pun.
Seorang saksi melihat pengepungan polisi terhadap sekelompok pria di rest area Kilometer 50 jalan tol Jakarta-Cikampek, 7 Desember lalu, selepas tengah malam. Tiga orang yang dikeluarkan petugas dari sebuah minibus langsung dipaksa tiarap di aspal, di akses keluar area rehat. Sedangkan petugas lain mengeluarkan senjata tajam panjang dari mobil dengan ban kempis itu. Saksi juga melihat polisi menendang kepala orang yang tiarap.
Kepala Badan Reserse Kriminal Kepolisian RI, Komisaris Jenderal Listyo Sigit Prabowo, membantah tudingan bahwa polisi menganiaya enam orang tersebut. Ia mengaku memiliki bukti bahwa para pengawal Rizieq yang lebih dulu menyerang polisi. “Dari pemeriksaan Pusat Laboratorium Forensik, ada bekas jelaga di tangan pelaku dan kerusakan pada mobil petugas,” kata Listyo di kantor Kepolisian Daerah Metro Jakarta Raya, kemarin.
Kepala Instalasi Forensik Rumah Sakit Polri Arif Wahyono membantah tudingan penganiayaan yang menyebabkan luka lebam. Menurut dia, kulit yang biru kehitaman itu dikenal dengan lebam mayat. Kondisi ini terjadi akibat penggumpalan darah di vena kapiler yang dipengaruhi gaya gravitasi setelah terhentinya sirkulasi. “Tidak ditemukan luka itu,” kata Arif. Namun dia enggan menjelaskan soal luka tembak majemuk dari jarak dekat.
INGE KLARA
Semua Korban Ditembak di Dekat Jantung
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo