JAKARTA - Sirna sudah keramaian di semua terminal bus Ibu Kota. Jumlah bus antarkota antarprovinsi (AKAP) yang lalu-lalang terus turun seiring makin merajalelanya virus corona di Jakarta dan sekitarnya sejak pertengahan bulan lalu.
Di Terminal Kalideres, Jakarta Barat, misalnya. Kemarin petang, hanya segelintir bus yang terparkir. Kepala Terminal Kalideres Revi Zulkarnain mengatakan, sejak dua pekan lalu, terminal itu sepi penumpang. Kontras dengan hari-hari sebelum corona mewabah, yang saking penuhnya, saat itu penumpang melintas saja sulit. “Biasanya full busnya parkir di terminal,” ujar dia kepada Tempo, kemarin.
Selain di Kalideres, data Dinas Perhubungan DKI Jakarta menyebutkan jumlah penumpang di terminal lain, seperti Pulogebang, Kampung Rambutan, dan Tanjung Priok, anjlok pada 16-30 Maret lalu. Contohnya, jumlah penumpang yang datang dan pergi melalui empat terminal itu pada 16 Maret lalu mencapai 17.892 orang. Namun pada Senin lalu, jumlahnya susut menjadi cuma 5.971 orang.
Revi menyebutkan, sebelum Covid-19 merebak di Jakarta, jumlah penumpang yang berangkat dari Terminal Kalideres sebanyak 1.300-1.400 orang per hari. Angka itu anjlok menjadi 526 orang pada Senin lalu.
Suasana lengang juga menyelimuti Terminal Kampung Rambutan. Kemarin siang, hanya terlihat empat bus AKAP yang terparkir di terminal di Jakarta Timur itu. Jejak sekitar 10 ribu penumpang yang turun dan naik bus di sana pada 16 Maret lalu cuma tersisa 2.381 orang pada Senin lalu. “Hampir semua jurusan turun jumlah penumpangnya,” kata Made Jhoni, Kepala Terminal Kampung Rambutan.
Para petugas terminal sempat bersiap menutup layanan pada Senin lalu, menyusul kebijakan Dinas Perhubungan DKI Jakarta yang menghentikan operasi bus AKAP, antar-jemput antarprovinsi (AJAP), dan pariwisata. Tujuannya, menahan laju penyebaran virus corona dari Jakarta sebagai episenter wabah ke wilayah lain. Namun rencana pembekuan temporer itu dianulir Kementerian Perhubungan pada hari yang sama. Revi dan Made kompak menolak berkomentar ihwal perubahan instan tersebut. “Ditunda pelaksanaannya,” ujar Made, singkat.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan, tanpa larangan pun, jumlah penumpang bus yang meninggalkan Jakarta turun sejak bulan lalu. “Kalau dilihat dari data, grafiknya turun,” ucapnya.
Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) DKI Jakarta Shafruhan Sinungan memperkirakan, sejak wabah Covid-19 merebak, jumlah penumpang bus AKAP dari DKI turun hingga 90 persen. Meski demikian, ia mendukung rencana DKI untuk menyetop sementara operasi bus AKAP demi mencegah penyebaran virus corona ke daerah lain. “Industri transportasi juga kena dampaknya, tapi kan itu sementara,” ujarnya.
GANGSAR PARIKESIT
Berbeda Pendapat
Kementerian Perhubungan dan Dinas Perhubungan DKI Jakarta sempat berbeda pendapat dalam pengaturan alat transportasi publik terkait dengan penanganan wabah Covid-19. Berikut ini sejumlah perbedaan itu.
Dinas Perhubungan DKI
- Pada 30 Maret lalu, Dinas Perhubungan menerbitkan aturan penghentian operasi layanan bus AKAP dan AJAP dengan trayek asal dan tujuan Jakarta serta bus pariwisata yang berdomisili di Ibu Kota.
- Data Dinas Perhubungan menyebutkan adanya penurunan jumlah penumpang bus dari empat terminal, yakni Pulogebang, Kalideres, Kampung Rambutan, dan Tanjung Priok, pada 16-30 Maret lalu. Di empat terminal itu, jumlah kedatangan dan keberangkatan penumpang pada 16 Maret mencapai 17.892 orang. Namun pada 30 Maret lalu, jumlah kedatangan dan keberangkatan penumpang di empat terminal tersebut hanya 5.971 orang.
Kementerian Perhubungan
- Kementerian Perhubungan membatalkan kebijakan penghentian operasi bus AKAP yang diterbitkan Dinas Perhubungan DKI Jakarta.
- Direktur Angkutan Multimoda Direktorat Jendral Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Ahmad Yani, menjelaskan bahwa terdapat peningkatan jumlah perantau yang kembali ke kampung halamannya menggunakan bus dari sejumlah terminal di Jabodetabek pada 20-22 Maret lalu. “Ada 20 persen lonjakan penumpang yang mudik,” katanya saat itu.