JAKARTA - PT Jakarta Propertindo menyatakan pengerjaan infrastruktur sirkuit Formula E di kawasan Monumen Nasional bakal rampung tepat waktu, yakni pada April mendatang. Dwi Wahyu Daryoto, direktur utama perusahaan yang dikenal dengan Jakpro, mengatakan pengaspalan akan dimulai Maret nanti. "Saat ini sudah tahap pencetakan concrete (beton)," kata Dwi dalam jumpa pers di Cikini, kemarin.
Dengan alasan sebagai konservasi cagar budaya, wacana penolakan penyelenggaraan Formula E di Monas mencuat dalam dua pekan terakhir. DKI sebagai pemilik gawean sampai mencari lokasi pengganti untuk balap mobil listrik tersebut. Dua hari lalu, Gubernur Anies Baswedan menyatakan perhelatan internasional itu akan dilangsungkan di Taman Medan Merdeka-sesuai dengan rencana awal-dan meminta penyelenggara, Jakpro, bekerja cepat.
Polemik Formula E tidak lepas dari revitalisasi taman Monas yang juga dilakukan pemerintah DKI. Dwi menyatakan pemugaran yang sempat terhenti itu tidak mengganggu jadwal kerja mereka. Sebab, proyek telah kembali bergulir sejak pekan lalu.
Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, dan Pertanahan, yang menggawangi pemugaran itu, menyebutkan pekerjaan mereka telah mencapai 77 persen. "Targetnya pertengahan Februari ini," kata Heru Hermanto, Kepala Dinas Cipta Karya.
Pemugaran tersebut dibatasi di bagian selatan Monas. Pekerjaan di sisi lain, termasuk pemindahan pusat jajanan Lenggang Jakarta dari sisi selatan ke timur, akan dilanjutkan kemudian setelah dibuat desain baru yang disetujui pemerintah pusat lewat Komisi Pengarah Pembangunan Kawasan Medan Merdeka. "Dipastikan tidak menghambat Formula E," ujar Heru.
Sirkuit temporer itu memiliki panjang 2,5 kilometer. Titik start ada di Jalan Medan Merdeka Selatan, depan Balai Kota. Dengan arah lintasan searah perputaran jarum jam, 24 pembalap bergerak ke barat, berbelok sebelum Bundaran Patung Kuda, masuk ke area Monas lewat pintu barat daya, berputar di barat tugu, melewati Silang Merdeka Tenggara, lalu kembali ke Jalan Medan Merdeka Selatan.
Dwi memastikan sirkuit itu tidak akan merusak kawasan Monas, sesuai dengan permintaan Komisi Pengarah dan rekomendasi Dinas Kebudayaan. Untuk membangun lintasan yang beraspal, penyelenggara memiliki dua opsi. Pertama, membongkar batu alam di Jalan Titian Indah-yang melingkari Monas-dan menggantinya dengan aspal. Pilihan kedua, melapisi batu alam itu dengan aspal atau overlay. Lapisan aspal tersebut, dia melanjutkan, akan dibongkar kembali seusai perhelatan. "Saya pribadi berharap aspal dipermanenkan saja, bermanfaat banyak di masa depan," kata dia. "Apalagi aspalnya sesuai dengan standar FIA (Federasi Otomotif Internasional)." Dwi menyatakan resapan air tidak berkurang setelah pengaspalan karena di bawah batu alam di jalan tersebut adalah semen, bukan tanah.
Ketua Ikatan Motor Indonesia (IMI) Sadikin Aksa mengatakan balapan Formula E tak akan mengganggu lalu lintas di sekitar Monas. Sebab, penutupan jalan hanya akan dilakukan dua hari, saat kualifikasi dan race day. "Selebihnya, jalanan akan dibuka seperti biasa," ujar Sadikin. Aspal standar FIA itu pun bebas dilewati kendaraan umum sebelum perhelatan berlangsung pada 6 Juni mendatang. Sedangkan barrier, paddock, dan kebutuhan lainnya bersifat semi-permanen dan akan dibongkar seusai perlombaan. INGE KLARA SAFITRI
DKI Mengklaim Persiapan Formula E Tak Terganggu Polemik