JAKARTA - Dinas Bina Marga DKI Jakarta akan membangun sebelas jembatan penyeberangan orang (JPO) pada tahun depan. Anggaran pembangunan sebelas JPO itu mencapai Rp 110 miliar. Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho mengatakan anggaran Rp 110 miliar itu sudah termasuk anggaran pembebasan lahan. "Sudah kami usulkan, ada perencanaannya," ujar dia di Balai Kota, Senin lalu.
Berdasarkan data dari Dinas Bina Marga, sebelas jembatan penyeberangan yang akan dibangun adalah JPO Kyai Caringin, Suryopranoto, Pos, Daan Mogot, Sahardjo, Warung Jati Barat (Masjid Assalafiyah), Warung Jati Barat (Pejaten Village), Pasar Minggu, Lenteng Agung, Fatmawati, dan Sugiono.
Hari menjelaskan sebelas jembatan penyeberangan itu bakal dirancang secara futuristis, sehingga bisa memberikan pengalaman khusus bagi orang yang baru menyeberanginya.
Semua jembatan penyeberangan baru itu, Hari menambahkan, akan dilengkapi lift dan sistem pencahayaan lampu yang berubah-ubah dengan kombinasi tiga warna: merah, biru, dan hijau. Jembatan itu juga bakal mengusung nilai dan kebudayaan masyarakat setempat. "Bisa selfie juga karena dirancang Instagramable," ucap dia.
Pemerintah DKI Jakarta menargetkan pembangunan 25 jembatan penyeberangan orang dalam kurun lima tahun sejak 2018. Tahun lalu, ada lima JPO yang terbangun, yaitu di Jelambar Barat, Sumarno, Polda Metro, Gelora Bung Karno, dan Bundaran Senayan. Dua JPO lainnya ditargetkan selesai pembangunannya tahun ini.
Anggota Komisi Bidang Pembangunan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jakarta, Pantas Nainggolan, meminta pembangunan jembatan baru didasari kajian yang matang. Jembatan penyeberangan yang baru, kata dia, jangan sampai diganti lagi dengan zebra cross atau pelican crossing (penyeberangan bertombol), seiring dengan pergantian Gubernur Jakarta.
Selain itu, menurut Pantas, pembangunan jembatan penyeberangan harus didasari kebutuhan masyarakat. "Jangan hanya ingin terlihat ‘kekinian’, tapi jembatannya malah sepi," ujar politikus PDI Perjuangan itu.
Ketua Koalisi Pejalan Kaki Alfred Sitorus menilai pembangunan sebelas jembatan penyeberangan pada tahun depan menunjukkan pemerintah DKI lebih memprioritaskan kendaraan bermotor dibanding pejalan kaki. Bila mengutamakan pejalan kaki, menurut dia, pemerintah Jakarta seharusnya memperbanyak zebra cross dan pelican crossing. Sebab, kedua fasilitas itu lebih banyak diakses oleh pejalan kaki dibanding jembatan penyeberangan.
IMAM HAMDI | GANGSAR PARIKESIT