Jakarta - Gondola jatuh dari puncak gedung perkantoran Intiland Tower di Karet Tengsin, Jakarta Pusat, ketika sedang diuji coba, kemarin. Kecelakaan itu menewaskan satu pekerja dari kontraktor pengoperasian gondola.
"Saat dites, dari lantai 23 tiba-tiba gondola tersebut jatuh bersama korban hingga lantai dasar," kata Kepala Bagian Humas Polres Jakarta Pusat, Komisaris Suyatno.
Sebelum terempas ke lantai dasar, gondola sempat menghantam videotron yang terpasang di lantai empat gedung. Videotron itu ringsek, sedangkan gondola jatuh dan hancur.
Menurut Corporate Communications PT Intiland Development Prananda Herdiawan, uji coba dilakukan setelah kontraktor, PT Hitachindo Utama, memperbaiki gondola itu selama beberapa hari. Korban tewas, Agus Heriyadi, 30 tahun, bekerja untuk perusahaan kontraktor itu.
"Hari ini adalah tahap pengetesan yang dilakukan pihak kontraktor," kata Prananda saat ditemui di lokasi kejadian. Dia menambahkan, pihaknya belum mengetahui penyebab jatuhnya gondola. "Kami masih menunggu keterangan dari PT Hitachindo."
Prananda mengungkapkan penyesalan Intiland atas kecelakaan itu. "Kami berbelasungkawa serta turut prihatin. Seharusnya tak perlu ada korban jiwa seperti ini," kata dia, menunjuk Agus, asal Garut, Jawa Barat.
Gondola itu jatuh pada pukul 11.15. Adapun evakuasi oleh tim Indonesia Automatic Fingerprint Identification System Polres Jakarta Pusat dilakukan pada pukul 12.40. Selama periode waktu itu, lalu lintas di Jalan Profesor Dr Satrio macet parah karena beberapa pengendara berhenti untuk melihat serpihan bekas gondola di lokasi kecelakaan.
Polisi sengaja tak langsung membersihkan tempat kejadian perkara itu setelah membawa jasad Agus ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. "Kami sedang menyisir di dalam gedung, baru ke lantai 23 untuk olah TKP," kata Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Tanah Abang, Komisaris Mustaqim, saat itu.
Kecelakaan gondola juga pernah terjadi di pusat belanja Mitra Pasaraya, Malang, Jawa Timur, Januari lalu. Tiga orang tewas, yakni pekerja yang sedang menggunakannya untuk memperbaiki neon sign di lantai empat setinggi sekitar 16 meter.
Saat itu gondola tidak hancur. Polisi justru mendapati hanya dua dari sembilan pemberat yang digunakan sebagai penyeimbang. Adapun para pekerja tidak menggunakan tali pengaman. EGI ADYATAMA