Jejak Sang Visioner Amiruddin
Kala itu, tak banyak yang melirik, apalagi berminat, untuk melanjutkan studi di Universitas Hasanuddin. Unhas hanya menjadi pilihan bagi mereka yang tak bisa menyeberangi lautan. "Keadaan saat itu memang sangat miris, nyaris tak ada yang bisa diharapkan, kurang sarana dan prasarana, termasuk penelitian yang bisa menunjang," ujar Profesor Sadly Abdul Djabar, yang ditemui di rumah duka almarhum Profesor Ahmad Amiruddin Pabittei di Jalan Hertasning Ma
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini