MAKASSAR INTERNATIONAL WRITERS FESTIVAL 2012
Sibilangang Parseng!
Luna Vidya berjalan menuju panggung dengan tas di lengannya. Tiba di depan mikrofon, ia menurunkan tas. Dari sana, ia mengeluarkan sampe--semacam tempayan yang terbuat dari tanah liat. Lalu, ia melafalkan bait puisi, dengan air mata bercucuran, tentang kisah yang memilukan, tentang penantian akan seorang kekasih yang tak tahu di mana.
Panggung terbuka di pelataran Fort Rotterdam, pada Jumat malam lalu, menjadi saksi betapa Makassar kaya akan kar
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini