Tawuran Mahasiswa
Polisi Siapkan Tim Detasemen Khusus 88
MAKASSAR -- Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Barat Inspektur Jenderal Adang Rochjana akan menurunkan tim Detasemen Khusus Antiteror 88 jika dalam bentrokan antarmahasiswa, yang marak akhir-akhir ini, ditemukan penyusup. Pernyataan itu dikemukakan Adang ketika bertemu dengan pihak Universitas Negeri Makassar dan Universitas Hasanuddin.
"Iya, memang saya beri sinyal demikian. Tapi kalau menyangkut penyusup saja seperti yang mengadu domba antarmahasiswa hingga terjadi bentrokan," katanya ketika dimintai konfirmasi oleh Tempo tentang rencana itu kemarin. Tim elite itu juga akan diturunkan jika ada ancaman bom. Ia menjamin mahasiswa tidak akan menjadi sasaran tim Detasemen Khusus.
Tapi, menurut dia, sejauh ini polisi belum melihat perlunya diturunkan tim Detasemen Khusus karena dalam bentrokan antarmahasiswa itu tidak ditemukan indikasi penyusupan. "Cukup diturunkan reserse saja dulu, bukan tim Densus 88," ujarnya.
Untuk mencegah supaya bentrokan ini tidak terjadi lagi, Adang akan melakukan pendekatan secara persuasif. Polisi juga siap menurunkan anggota untuk membantu keamanan atas permintaan kampus. "Tentu melalui mekanisme yang sudah berjalan seperti selama ini," katanya.
Rektor Universitas Negeri Makassar Prof Arismunandar mengatakan tim Detasemen Khusus 88 sebaiknya diturunkan jika kondisinya sudah rawan. "Kalau tawurannya anarkistis dan bersifat krusial, dan memang itu diperlukan untuk menyelesaikannya, silakan saja," katanya. Tapi Arismunandar mengaku belum ada pembicaraan khusus mengenai diturunkannya pasukan pembasmi terorisme itu di kampus yang rusuh.
Ia lebih suka melakukan antisipasi untuk mencegah tawuran di kampusnya. "Usaha-usaha preventif masih kita lakukan, dengan mengingatkan mahasiswa untuk jangan terprovokasi. Kami juga memperkuat pengamanan internal, jangan sampai lemah di situ. Ada juga tim khusus yang terdiri atas dosen dan pegawai, yang diharapkan ikut mengawasi kampus ini untuk mencegah tawuran," ujarnya.
Kerja sama dengan Kepala Polda untuk mengantisipasi hal tersebut terus dilakukan. "Kita selalu berkoordinasi dengan kepolisian, selalu bertemu," ujarnya. Arismunandar menambahkan, Polda siap jika terjadi tawuran.
Maraknya tawuran di antara calon pemimpin bangsa ini membuat banyak pihak merasa prihatin. Mantan wakil presiden Jusuf Kalla, yang kepulangannya ke kampung halamannya pada Kamis lalu "disambut" bentrokan di kampus Universitas Muslim Makassar, mengaku malu terhadap ulah kelompok intelektual itu.
"Setiap ada tawuran di Makassar, saya langsung telepon gubernur dan kapolda. Saya bilang tangkap saja itu mahasiswa, bikin malu saja," kata Kalla.
Para mahasiswa sering kali menggunakan senjata tajam setiap kali bentrok dengan rekannya. Bahkan, di kampus Universitas Muslim, tahun lalu seorang mahasiswa tewas akibat bentrokan sesama mahasiswa. ARDIANSYAH | SUKMAWATI
MAKASSAR -- Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Barat Inspektur Jenderal Adang Rochjana akan menurunkan tim Detasemen Khusus Antiteror 88 jika dalam bentrokan antarmahasiswa, yang marak akhir-akhir ini, ditemukan penyusup. Pernyataan itu dikemukakan Adang ketika bertemu dengan pihak Universitas Negeri Makassar dan Universitas Hasanuddin.
"Iya, memang saya beri sinyal demikian. Tapi kalau menyangkut penyusup saja seperti yang mengadu domba
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini