DUA NAMA UNTUK INDONESIA
Dalam pemilihan presiden yang sudah di ambang mata ini, khalayak seperti dipaksa bersalaman dengan ironi. Betapa tidak. Justru ketika jalan demokrasi semakin benderang, rakyat dihadapkan kepada tiga pasang kandidat yang jauh dari ideal. Masyarakat merasa, pada setiap pasangan calon presiden dan wakil presiden itu tersimpan "cacat" masing-masing.
Harus ditegaskan, ini bukan kesalahan demokrasi. Mereka justru mencerminkan wajah sebenarnya partai-part
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini