Bagi Anda yang menginginkan makanan sehat ala vegan dengan harga bersahabat, kini tidak perlu khawatir. Rumah Juliete, sebuah kafe serta toko kue dan roti,yang berada di kawasan Tanjung Duren, Jakarta Barat, menyediakan aneka menu untuk para vegan. Andalan mereka adalah berbagai kue dengan bahan dasar nabati.
Saya bersama seorang rekan menyambangi Rumah Juliete pada Rabu malam, dua pekan lalu. Tempatnya memang terpencil di Jalan Alpukat III, Tanjung Duren. Tapi kafe ini sangat nyaman dan punya kesan mewah. Anda bisa langsung memesan beberapa makanan berat dan kue yang tersaji di etalase di bagian depan kafe.
Kami memesan beberapa jenis makanan, seperti Katsu Curry Rice dan Pasta Mushroom Alfredo. Tak perlu waktu lama untuk menunggu kedatangan pesanan Anda. Porsinya lumayan besar. Katsu Curry Rice berisi nasi dan katsu dengan kuah kari yang sedikit kental dan berasa asam manis. "Semuanya vegan. Katsu-nya juga terbuat dari tofu," kata Hardy Chen, pemilik Rumah Juliete, kepada Tempo.
Katsu tofu terasa renyah. Teksturnya tidak lembek dan tidak terlalu garing. Kuah karinya, walau kental, tidak lengket. Sedangkan untuk Pasta Mushroom Alfredo, aroma oregano yang berada di atas krim cukup menyengat di lidah. Meski begitu, saus krimnya sedikit terasa asin. Dengan harga Rp 22-25 ribu, Anda bisa mencicipi hidangan dengan porsi yang pas.
Selain menyajikan dua menu tersebut, Rumah Juliete menyediakan berbagai menu makanan berat lain. Ada Tofu Katsudon yang disajikan dengan mushroom soup, Pasta Mushroom Olio, Korean Red Pepper Rice, serta Ramen. "Kami sudah sering gonta-ganti menu. Katsu dan ramen menjadi menu favorit untuk makanan berat di sini. Mi-nya kami bikin sendiri," ujar Hardy, yang memulai usaha ini bersama Vivian Amelia pada Januari 2016.
Setelah menyelesaikan makanan berat, kami mencicipi pesanan cake vegan andalan Rumah Juliete, yakni Salted Caramel Cake, Pandan Coconut Cake, dan Vanilla Salted Cake. Di sinilah sensasi mulai terasa. Setiap kue memiliki tekstur lembut dan rasa manis yang pas, sehingga dijamin Anda tidak mudah seret ketika menyantap setiap kue. Anda hanya mengeluarkan duit Rp 25 ribu untuk Salted Caramel Cake yang tidak terlalu lengket, tidak terlalu strong, dan tidak terlalu manis.
Sensasi serupa dijumpai ketika menyantap Pandan Coconut Cake. Meski terasa tebal, potongan kuenya tetap terasa lembut dan rasa pandannya sangat nikmat. Hidangan kue di Rumah Juliete ini sangat cocok untuk Anda yang tidak begitu suka rasa manis yang membuat Anda enek atau mual. "Krim yang kita punya itu semua dari tumbuhan nabati. Kalau orang makan kue, seringnya enek karena kemanisan, kan. Nah, kue kami less sugar," kata Hardy.
Hardy mengatakan sebagian besar menu di Rumah Juliete tidak memiliki komposisi makanan dari unsur hewani. Hardy dan Vivian yang vegan menjadi asal-muasal mereka membuat menu nabati. Bahkan pada beberapa sajian, seperti Pandan Coconut Cake dan Salted Caramel, mereka mengganti komposisi telur, mentega, dan susu dengan palm oil dan cuka asam apel sebagai sumber rasa asam. "Jadi, bukan cuma enggak makan daging dan seafood, kami juga enggak mengkonsumsi produk turunannya, seperti telur, madu, dan butter. Semuanya vegan."
Setidaknya tiga kue berukuran sedang dibuat dalam sehari dengan tiga rasa favorit di kafe ini: karamel, pandan, dan vanila. Mereka juga terus menciptakan variasi menu secara autodidak. Penggunaan telur, Hardy menjelaskan, dilakukan jika tidak menemukan bahan pengganti seperti ketika membuat cheese cake. "Itu terlalu susah, karena di Indonesia, cheese vegan belum bisa sebagus di luar negeri teksturnya," tutur dia.
Vegan tidak hanya berlaku untuk makanan. Minuman di kafe ini juga ramah vegan. Dengan label Healthy Shakes, Rumah Juliete menyediakan kombinasi minuman dan gandum, seperti Chocolate Oatshakes, Green Tea Oatshakes, Mango Oatshakes, Avocado Oatshakes, Pitaya Oatshakes, hingga Strawberry Oatshakes. Harganya berkisar Rp 20-28 ribu.
Hardy mengatakan makanan vegan memiliki pasar yang semakin menjanjikan. Menurut dia, kini orang menjadi vegan bukan hanya karena religiositas, tapi juga telah menjadi pola hidup. "Begitu saya membangun Rumah Juliete, ternyata banyak banget yang vegan. Kebanyakan mereka enggak boleh makan ini-itu, juga faktor lingkungan." ARKHELAUS WISNU
