maaf email atau password anda salah


Waspada Risiko Infeksi Jamur

Jamur meningkatkan dampak kerusakan banyak penyakit, dari asma, Covid, hingga AIDS. Kerap luput dari diagnosis dokter.

arsip tempo : 171461023357.

Ilustrasi jamur Aspergillus. Shutterstock. tempo : 171461023357.

Sebelas tahun lalu, saya dan kolega memperkirakan 2 juta orang di seluruh dunia meninggal akibat infeksi jamur setiap tahun. Perkiraan terbaru saya menyebutkan angka saat ini hampir dua kali lipatnya: sekitar 3,8 juta kematian.

Sebagai gambaran, penyakit ini menyumbang sekitar 6,8 persen dari total kematian global. Penyakit jantung koroner mungkin bertanggung jawab atas 16 persen total kematian di dunia, diikuti oleh stroke sebesar 11 persen. Penyakit paru-paru akibat asap rokok (COPD) mencakup 6 persen dari total kematian dan infeksi jamur bertanggung jawab atas sepertiga dari 3.228.000 kematian tersebut.

Statistik kematian global komparatif lainnya menyebutkan pneumonia menyebabkan 2.600.000 kematian (sebagian disebabkan oleh jamur) dan tuberkulosis 1.208.000 (sebagian besar penyakit jamur yang tidak terdiagnosis mungkin menyebabkan 340 ribu kematian).

Untuk mencapai perkiraan ini—artikel terbit dalam Lancet Infectious Diseases—saya membuat penilaian tentang proporsi kasus jamur yang benar-benar terdiagnosis dan diobati, serta jumlah kasus yang terlewat. Meskipun diagnosis penyakit jamur meningkat pesat dalam 10-15 tahun terakhir, akses dan penggunaan tes ini masih terbatas—bukan hanya di negara-negara berpenghasilan rendah.

Misalnya Afrika Selatan memiliki sebuah layanan diagnostik yang patut ditiru untuk meningitis akibat jamur (kriptokokus) dan infeksi jamur aliran darah (Candida), tapi tidak memiliki diagnostik untuk infeksi yang disebabkan oleh jamur lain yang sangat umum, Aspergillus. Kesenjangan ini berkontribusi besar terhadap kematian yang tidak perlu. Secara khusus, diagnosis infeksi Aspergillus parah yang tepat waktu—idealnya dalam waktu 48 jam—dapat menyelamatkan jutaan nyawa setiap tahun.

Ilustrasi seorang wanita mengalami serangan asma. Shutterstock

Jamur mematikan yang paling penting adalah Aspergillus fumigatus dan Aspergillus flavus, yang menyebabkan infeksi paru-paru. Di antara orang-orang yang terkena dampaknya adalah mereka yang menderita penyakit paru-paru, seperti asma, tuberkulosis, dan kanker paru-paru, serta penderita leukemia; mereka yang pernah menjalani transplantasi organ; dan mereka yang berada dalam perawatan intensif.

Banyak dari orang-orang ini meninggal karena dokter mereka tidak menyadari bahwa si pasien mengidap penyakit jamur—atau mereka terlambat menyadarinya. Namun banyak kematian yang disebabkan oleh lambatnya atau tidak adanya tes diagnostik dan kurangnya obat antijamur yang efektif. Tes berdasarkan kultur jamur hanya mengidentifikasi sekitar sepertiga orang yang benar-benar menderita infeksi jamur.

Sayangnya, seperti halnya resistansi antibiotik, resistansi antijamur juga merupakan masalah yang semakin meningkat. Penyemprotan tanaman dengan jenis fungisida tertentu meningkatkan tingkat resistansi terhadap sekelompok obat antijamur, yang dikenal sebagai azol.

Infeksi Candida merupakan salah satu penyebab sepsis (peradangan ekstrem akibat infeksi) dan ditemukan di aliran darah. Penyakit ini juga terkait dengan diabetes atau gagal ginjal—atau keduanya—dan bisa terjadi setelah operasi besar atau trauma. Jamur ini merupakan bagian normal dari mikrobioma usus, tapi saat kita sakit parah, jamur ini berpindah melintasi dinding usus dan masuk ke aliran darah.

Dengan lebih dari 1,5 juta orang secara global terkena dampak infeksi Candida yang mengancam jiwa, dan hampir 1 juta kematian setiap tahun, kita sangat membutuhkan tes diagnostik yang lebih baik. Tes kultur darah saat ini hanya mendeteksi 40 persen infeksi Candida yang mengancam jiwa.

Sekitar 50 persen dari sekitar 600 ribu kematian akibat AIDS dapat diatribusikan terhadap infeksi jamur. Ada upaya besar secara global untuk memberantas meningitis kriptokokus sebagai penyebab kematian, yang sebagian dipimpin oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Juga di bidang AIDS, kita perlu lebih banyak penelitian mengenai histoplasmosis (penyakit infeksi akibat spora jamur Histoplasma capsulatum) di Afrika dan Asia Tenggara, dengan menggunakan tes yang lebih baik. Terlalu banyak pasien yang salah didiagnosis menderita tuberkulosis, atau mengalami infeksi ganda tuberkulosis, tanpa mengetahui atau mengobati infeksi Histoplasma yang mematikan.

Jamur Hitam

Wabah mukormikosis (jamur hitam) skala besar pertama di dunia terjadi setelah Covid di India—yang disebut jamur hitam. Jamur penyebab mukormikosis menghalangi suplai darah ke jaringan sehingga menyebabkan jaringan mati—karena itu dinamakan “jamur hitam”.

Pada 2012, saya dan rekan kerja memperkirakan ada 10 ribu kasus mukormikosis secara global. Pandemi Covid di India menyebabkan setidaknya 51 ribu kasus yang dilaporkan—sebuah peningkatan besar-besaran yang karena berbagai faktor termasuk penggunaan steroid berlebihan untuk Covid (dosis terlalu tinggi dan terlalu lama) dan diabetes yang tidak terkontrol.

Infeksi Aspergillus dan Candida juga lebih sering terjadi pada pasien Covid yang dirawat intensif di seluruh dunia. Memang benar bahwa lonjakan jumlah penyakit jamur akibat Covid-19 tidak diperhitungkan dalam pengumpulan angka kejadian (insiden) dan kematian akibat penyakit jamur yang baru dipublikasikan ini, sehingga angkanya bisa jadi lebih tinggi lagi.

Ilustrasi infeksi jamur Aspergillus. Shutterstock

Pukulan Ganda

Orang-orang yang dirawat dalam perawatan intensif karena influenza juga mempunyai insiden infeksi Aspergillus yang mengancam jiwa, sehingga meningkatkan risiko kematian dua kali lipat, bahkan sekalipun Aspergillus berhasil terdiagnosis. Memang benar bahwa para dokter dan ilmuwan khawatir akan terjadinya epidemi ganda, yaitu infeksi jamur dan influenza atau virus pernapasan lainnya.

Ada juga hubungan yang kuat antara alergi jamur dan asma yang parah atau tidak terkontrol.

Asma merupakan hal yang umum dan semakin bermasalah seiring dengan bertambahnya usia. Penderita asma jamur biasanya memerlukan beberapa obat dan harus menanggung serangan asma, kunjungan ke ruang gawat darurat, dan rawat inap.

Terlepas dari semua upaya yang dilakukan untuk mengendalikan asma, diperkirakan 461 ribu orang meninggal setiap tahun akibat penyakit ini atau penyakit tersebut sebagai komponen penyakit terakhir mereka, di seluruh dunia.

Penyakit jamur akan tetap ada. Kita dikelilingi oleh mereka. Mereka hidup di dalam perut dan kulit kita.

Tidak ada vaksin untuk jamur. Penyakit jamur yang parah menyerang ketika orang sudah sakit, dengan sedikit pengecualian pada orang sehat dan mereka yang tinggal atau bekerja di rumah berjamur atau lingkungan kerja. Itulah sebabnya diagnosis yang akurat dan tepat waktu sangat dibutuhkan, dan mengapa kita perlu menangani jamur dengan sangat serius.

---

Artikel ini ditulis oleh David W. Denning, peneliti Manchester Fungal Infection Group di University of Manchester. Terbit pertama kali di The Conversation.

Konten Eksklusif Lainnya

  • 2 Mei 2024

  • 1 Mei 2024

  • 30 April 2024

  • 29 April 2024


Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.

Login Langganan