Perhelatan digital dua tahunan terbesar di Indonesia, IDByte 2015, yang bakal digelar di Jakarta pada 30 September hingga 2 Oktober mendatang, benar-benar dimanfaatkan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil. Melalui kegiatan itu, Ridwan mengajak para pembuat aplikasi untuk mengembangkan aplikasi yang melayani kebutuhan publik oleh pemerintah.
"Jika Anda punya aplikasi menarik yang bisa digunakan untuk melayani warga Bandung, silakan," kata Ridwan dalam peluncuran IDByte 2015 di kampus Universitas Bina Nusantara, Jalan Hang Lekir I, Jakarta, pertengahan bulan ini.
Ridwan memang sedang getol mempromosikan pengembangan dunia digital. Hal itu karena Pemerintah Kota Bandung sedang menggelar proyek pengembangan kota pintar, yang disebut Bandung Teknopolis. Kota ini dirancang agar dihuni oleh berbagai perusahaan inovatif berskala lokal dan internasional, yang berbasis industri digital.
"Nanti saat masyarakat bisa melewati berbagai perusahaan terkenal di kiri-kanan jalan," kata Ridwan yang mengaku terkesan dengan kawasan Silicon Valley di Kota San Fransisco, Amerika Serikat.
IDByte sendiri merupakan sarana untuk mempromosikan pengembangan industri kreatif berbasis digital. Ada konferensi yang diselingi pemberian penghargaan Bubu Awards bagi pengembang aplikasi terbaik, yang dibagi dalam beberapa kategori. Acara ini juga digelar di lima kota besar untuk menjaring pengembang aplikasi berbakat, termasuk perusahaan pemula atau startup yang mulai mengembangkan bisnisnya dengan ide inovatif.
Dimotori oleh Bubu.com, sebuah agensi iklan digital, IDByte ditargetkan bisa menghasilkan perusahaan inovatif berbasis digital yang bukan sekadar jago kandang. "Kami ingin ada perusahaan-perusahaan skala dunia dari Indonesia," kata Shinta Dhanuwardoyo, Founder dan Chairman Bubu.com, dalam acara yang sama.
Menurut Shinta, tawaran dari Ridwan Kamil tadi menarik. Ini membuka kesempatan bagi para pengembang untuk berkreasi dan mengasah kemampuannya dalam membuat aplikasi. Hanya, Shinta menambahkan, Indonesia memang relatif tertinggal dibanding negara-negara tetangga dalam mengembangkan talenta penulis aplikasi. Apalagi dibanding Silicon Valley. Kota ini telah mendunia dan dikenal sebagai kota yang mewadahkan sejumlah perusahaan digital berkelas internasional, seperti Google, Apple, Facebook, Yahoo, dan Twitter.
"Cukup sulit mencari pengembang aplikasi yang Andal di sini karena kebanyakan mereka lebih suka bekerja di negara lain," kata Shinta.
Itu sebabnya, Shinta dan beberapa rekannya menginisiasi kerja sama dengan sejumlah perusahaan di Silicon Valley. "Kami sudah memberangkatkan sekitar lima orang pengembang aplikasi lokal untuk berinteraksi dengan para praktisi di sana," kata dia. Para pengembang aplikasi itu, menurut Shinta, akan menemui praktisi level menengah dari beberapa perusahaan digital untuk berbagi pengalaman. "Jadi kami bisa bertukar pikiran secara langsung cara mengembangkan perusahaan startup."
Soal startup ini, Ridwan menjanjikan insentif jika mau bekerja di Bandung Teknopolis. "Mereka bisa mendapatkan sewa kantor secara gratis untuk tiga tahun pertama," kata dia. "Mereka tinggal berinovasi, bekerja, dan mengembangkan bisnisnya." BUDI RIZA