WASHINGTON - Pemerintah Barack Obama meminta persetujuan Kongres Amerika Serikat, Kamis lalu waktu setempat, untuk mengesahkan anggaran pelatihan dan pemberian sumbangan peralatan secara langsung kepada pejuang oposisi Suriah dengan nilai US$ 500 juta. Kongres memberi sinyal awal setuju atas permintaan ini.
Anggaran terbaru itu, yang akan memperluas program pelatihan rahasia oleh badan intelijen Amerika Serikat (CIA) bagi pasukan oposisi Suriah, mencakup permintaan dana sebesar US$ 65,8 miliar untuk Operasi Kontingensi Luar Negeri Departemen Pertahanan AS (OCO).
Pemerintah AS telah mengatakan berulang kali selama beberapa pekan terakhir bahwa mereka sedang menyiapkan bantuan tambahan untuk memperkuat oposisi "moderat" guna melawan Presiden Suriah Bashar al-Assad dan kelompok militan dari Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), yang kini telah menyebar di perbatasan Suriah dengan Irak.
Persetujuan Kongres atas pendanaan tersebut akan menandai partisipasi militer langsung pertama AS dalam konflik Suriah. Pelatihan ini mungkin akan berlangsung di negara tetangga Suriah, seperti Yordania. Di sana, CIA saat ini melatih pasukan oposisi Suriah. Ada kemungkinan juga hal itu dilakukan di Turki.
"Kami tetap percaya bahwa tidak ada solusi militer untuk krisis ini dan bahwa Amerika Serikat seharusnya tidak menempatkan pasukannya ke dalam pertempuran di Suriah. Permintaan ini menandai langkah lain untuk membantu rakyat Suriah mempertahankan diri melawan serangan pemerintah dan menahan meluasnya kelompok ekstremis," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional, Caitlin Hayden, dalam sebuah pernyataan.
Dalam permintaan ini, memang tidak ditentukan jenis peralatan militer yang akan diberikan. Di bawah program rahasia yang ada selama ini, pemerintah AS telah mengirimkan senjata kecil dan amunisi dalam jumlah terbatas dan membolehkan negara lain mengirim senjata anti-tank. Namun pemerintah AS menolak permintaan oposisi Suriah akan senjata canggih, termasuk rudal anti-pesawat portabel.
Meski beberapa anggota parlemen telah mengingatkan Obama agar menjauh dari keterlibatan secara langsung dalam konflik Suriah, banyak yang mengkritik sikap lambannya dalam memberikan bantuan secara signifikan kepada pemberontak. Hal ini juga yang dianggap memungkinkan ISIS dan kelompok militan memperluas pengaruhnya di seluruh wilayah ini.
Mayoritas bipartisan yang kuat dari Komite Angkatan Bersenjata Senat menyetujui permintaan ini karena sudah dipertimbangkan sebagai bagian dari anggaran Departemen Pertahanan AS secara keseluruhan. Sebagai tanggapan awal Kongres atas permintaan baru itu, Ketua Komite Angkatan Bersenjata Senat AS, Carl Levin, dan anggota DPR Komite Urusan Luar Negeri, Eliot Engel, memberikan sinyal mendukung.
Cepatnya pasukan ISIS menguasai sejumlah kota di Irak dan menguasai perbatasan negara itu dengan Suriah selama dua minggu terakhir telah menjadi pusat perhatian pejabat pemerintah. Hal itu dikhawatirkan akan memicu ketidakstabilan regional.
Uang untuk program Suriah ini merupakan bagian dari dana US$ 5 miliar yang diumumkan oleh Obama pada bulan lalu untuk membantu membangun infrastruktur kontra-terorisme baru dengan negara-negara mitra "dari Asia Selatan ke Sahel."
Terorisme, kata Obama, tetap merupakan "ancaman paling langsung bagi Amerika di dalam dan di luar negeri," tapi tidak lagi berpusat pada kepemimpinan Al-Qaidah, yang berbasis di wilayah Afganistan dan Pakistan. Ancaman tersebut telah menyebar dan melibatkan kolega Al-Qaidah serta kelompok-kelompok baru yang terbentuk di Timur Tengah dan Afrika. WASHINGTON POST