maaf email atau password anda salah


Perdana Menteri Baru Libya Ditolak Parlemen

TRIPOLI -- Pemilihan perdana menteri baru di Libya menuai konflik di parlemen. Parlemen Libya akhirnya melantik Ahmed Matiq sebagai perdana menteri Libya yang baru, meski terjadi pertentangan keras di antara sesama anggota pada Ahad lalu. Anggota parlemen dari kelompok sekuler walk-out sebagai protes atas penghitungan suara yang tidak akurat.

"Saya bersumpah untuk menjalankan tugas dengan jujur dan penuh kesetiaan," kata Matiq dalam sumpahnya yang disiarkan oleh televisi setempat. Pria yang juga seorang pengusaha hotel dan konstruksi itu menjadi perdana menteri kelima dan termuda Libya sejak pemimpin diktator Muammar Qadhafi digulingkan pada 2011.

arsip tempo : 172575197490.

. tempo : 172575197490.

TRIPOLI -- Pemilihan perdana menteri baru di Libya menuai konflik di parlemen. Parlemen Libya akhirnya melantik Ahmed Matiq sebagai perdana menteri Libya yang baru, meski terjadi pertentangan keras di antara sesama anggota pada Ahad lalu. Anggota parlemen dari kelompok sekuler walk-out sebagai protes atas penghitungan suara yang tidak akurat.

"Saya bersumpah untuk menjalankan tugas dengan jujur dan penuh kesetiaan," kata Matiq dalam sumpahnya yang

...

Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.

Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini

PILIHAN TERBAIK

Rp 54.945/Bulan

Aktif langsung 12 bulan, Rp 659.340

  • *Anda hemat -Rp 102.000
  • *Dijamin update hingga 52 edisi Majalah Tempo

Rp 64.380/Bulan

Aktif setiap bulan, batalkan kapan saja

  • *GRATIS untuk bulan pertama jika menggunakan Kartu Kredit

Lihat Paket Lainnya

Konten Eksklusif Lainnya

  • 8 September 2024

  • 7 September 2024

  • 6 September 2024

  • 5 September 2024


Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.

Login Langganan