Tamu di Tanah Leluhur
Rabu, 5 Maret 2014

HOTAN - Sebut saja dia Nabir. Pria keturunan Uighur berusia pertengahan 30 tahun itu memendam rindu terhadap putranya yang baru berusia delapan tahun. Agar anaknya dapat menuntut ilmu agama, Nabir, yang bekerja sebagai penjaga keamanan di sebuah kantor di Kota Hotan, Provinsi Xinjiang, Cina, diam-diam mengirim buah hatinya ke sebuah pesantren.
Pesantren ataupun sekolah agama apa pun bagi anak di bawah usia 18 tahun terlarang di Cina. Bila melan
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini