Redup di Sudut Dunia Gemerlap Tokyo
Sambil memoleskan gincu di bibirnya, Caroline memeriksa benda-benda keperluan sehari-hari dalam tas tangannya. Dengan suara lirih, ia mengutarakan keputusannya bahwa Jumat lalu menjadi malam terakhirnya bekerja sebagai wanita penghibur di Jepang.
"Saya akan terbang pulang. Uang memang masih bagus, tapi Roppongi dan Jepang pada umumnya sudah tidak sebagus dulu," katanya merujuk pada kawasan klub malam terkenal di Tokyo itu.
Kerlap-kerlip dunia temaram
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini