BAZNAS dan Prinsip Tiga Aman Menuju Pengumpulan Rp 1 Triliun

Tanggal 17 Januari, 23 tahun yang lalu, Presiden ke-4 RI, almarhum KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), menandatangani Keppres RI No. 8/2001 tentang Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI. Momen bersejarah tersebut menjadi acuan peringatan hari lahir lembaga pemerintah nonstruktural ini.

Beberapa periode kepemimpinan telah mendorong BAZNAS RI semakin kuat, besar dan dipercaya menjadi koordinator perzakatan nasional, sesuai amanah UU No. 23/2011. Dari pengumpulan ratusan juta, saat pertama beroperasi, sampai ratusan miliar, selama dua dekade. 

Dan fundraising 2023 sudah mencapai Rp888 miliar. Ini merupakan bukti bahwa kepercayaan publik semakin meningkat, sehingga dengan penuh percaya diri, tahun ini BAZNAS RI menargetkan perolehan Rp 1,022 triliun. Sementara untuk BAZNAS seluruh Indonesia realisasi 2023 Rp26,998 triliun dan target 2024  Rp43,758 triliun.

Salah satu yang menjadi alasan rasa "confiden" adalah Indonesia menduduki peringkat pertama World Giving Index (WGI) sebagai negara paling dermawan di dunia, selama enam tahun berturut-turut, meski tahun lalu tidak lagi memegang posisi teratas untuk salah satu dari tiga perilaku memberi individu.

Pengumpulan BAZNAS secara umum terdiri atas zakat, infak/sedekah, corporate social responsibility (CSR), dan dana sosial keagamaan lainnya (DSKL). Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, pengumpulan zakat BAZNAS memasuki era crowded funding, seperti zakat hub yang mengoptimalkan kemajuan teknologi untuk pengumpulan zakat.

Target pengumpulan 2024 secara total adalah Rp1,022 triliun atau tumbuh 51,52% dari realisasi pengumpulan akhir 2023 dengan komposisi rencana pengumpulan zakat tahun ini terhadap infak/sedekah, CSR dan DSKL adalah 84,38% atau tumbuh 50,94% dari realisasi akhir 2023.  

Sedangkan rencana pengumpulan infak/sedekah 2024 sebesar 10,76% atau tumbuh 31,97% dari realisasi akhir 2023, rencana pengumpulan CSR tahun 2024 sebesar 1,84% atau tumbuh 303.37% dari realisasi akhir 2023, dan untuk rencana pengumpulan DSKL tahun 2024 sebesar 3,02% atau tumbuh sebesar 103,25% dari realisasi akhir 2023.

Dengan penetapan rencana pengumpulan zakat, infak/sedekah, dan DSKL BAZNAS 2024 sebesar Rp1,022 triliun, BAZNAS merencanakan penyaluran baik program pendistribusian pendayagunaan. Rencana penyaluran berdasarkan bidang program tahun 2024 sebesar Rp888,4 miliar atau tumbuh 106,98% terhadap realisasi penyaluran berdasarkan bidang akhir 2023. 

Dengan peningkatan kepercayaan publik yang berimbas pada kenaikan drastis pengumpulan dana ZIS, semakin membuktikan BAZNAS berhasil mengimpletasikan visi 2020-2025 yakni “Menjadi Lembaga Utama Menyejahterakan Umat”

Sekaligus sukses menjalankan sembilam misi, pertama, membangun BAZNAS yang kuat, terpercaya, dan modern sebagai lembaga pemerintah non-struktural yang berwenang dalam pengelolaan zakat.

Kedua, memaksimalkan literasi zakat nasional dan peningkatan pengumpulan ZIS-DSKL secara masif dan terukur. Ketiga, memaksimalkan pendistribusian dan pendayagunaan ZIS-DSKL untuk mengentaskan kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan umat, dan mengurangi kesenjangan sosial. Keempat, memperkuat kompetensi, profesionalisme, integritas, dan kesejahteraan amil zakat nasional secara berkelanjutan. Kelima, modernisasi dan digitalisasi pengelolaan zakat nasional dengan sistem manajemen berbasis data yang kokoh dan terukur.

Keenam, memperkuat sistem perencanaan, pengendalian, pelaporan, pertanggungjawaban, dan koordinasi pengelolaan zakat secara nasional. Ketujuh, membangun kemitraan antara muzaki dan mustahik dengan semangat tolong menolong dalam kebaikan dan ketakwaan.

Kedelapan, meningkatkan sinergi dan kolaborasi seluruh pemangku kepentingan terkait untuk pembangunan zakat nasional. Dan kesembilan, berperan aktif dan menjadi referensi bagi gerakan zakat dunia.