Dreamsea Digitalisasi Manuskrip Pondok Pesantren Nurul Fata
Banyak ditemukan manuskrip-manuskrip tua dan juga kitab-kitab cetak tua berupa litograf, tipograf, dan stensil.
Digital Repository of Endangered and Affected Manuscripts in Southeast Asia (Dreamsea) melakukan digitalisasi manuskrip-manuskrip koleksi Pondok Pesantren Nurul Fata di Kelurahan Cikondang, Kecamatan Citamiang, Kota Sukabumi, Jawa Barat. Kegiatan ini merupakan bagian dari misi penyelamatan manuskrip yang hampir punah, yang sudah dilakukan oleh Dreamsea selama lima tahun terakhir ini.
Manuskrip-manuskrip tersebut disimpan di perpustakaan Pesantren Nurul Fata bersamaan dengan arsip-arsip lainnya. Beberapa darinya terlihat using, berdebu, dan berlubang. Yang merawat, melestarikan, menghimpun, dan menyelamatkan manuskrip ini adalah Ust Ahmad Muhibbuddin atau akrab dipanggil Kang Nden. “Manuskrip-manuskrip yang telah saya kumpulkan ini merupakan warisan dari ulama-ulama Sunda yang diamanahkan kepada saya, sehingga sudah sepatutnya saya menjaganya” ujar Ahmad Muhibbuddin, alumni pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur.
Pria yang biasa disapa Kang Nden ini adalah putra dari Kyai Shihabuddin, pengasuh Pesantren Nurul Fata dan juga tokoh masyarakat yang dihormati oleh masyarakat sekitar di Cikondang, Citamiang, Sukabumi, Jawa Barat.
Ahmad Ginanjar Sya’ban, Ketua Tim Digitalisasi sekaligus Academic Expert pada misi kali ini menuturkan, banyak ditemukan manuskrip-manuskrip tua dan juga kitab-kitab cetak tua berupa litograf, tipograf, dan stensil. Manuskrip dan kitab-kitab cetak tua tersebut merupakan karya ulama-ulama Sunda dan berasal dari abad ke-19 dan juga paruh pertama abad ke-20.
“Manuskrip yang tersimpan di Perspustakaan Pesantren Nurul fata menghimpun khazanah keilmuan Islam dari berbagai ulama Sunda seperti Sukabumi, Cianjur, Tasikmalaya, Bandung, Garut, dan tempat-tempat lainnya termasuk yang berasal dari Banten. Jumlah manuskrip itu sendiri itu ada lebih dari 50 buah tetapi tidak semua bisa difoto, kami melakukan pemilahan dan identifikasi terlebih dulu”, ungkap dosen UNUSIA (Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia) ini.
Berbagai macam kandungan manuskripnya beragam, antara lain: ilmu fiqih, tasawuf, tauhid atau teologi, termasuk beberapa catatan sejarah juga ditemukan di sini. Manuskrip-manuskrip yang tersimpan di sini ditulis dalam banyak bahasa. Ada yang ditulis Bahasa arab, Melayu, Jawi, Jawa Pegon, dan Sunda Pegon. Selain itu juga dijumpai dalam beberapa halaman manuskrip yang didigitalisasi ini terdapat teks beraksara Jawa.
“Manuskrip ini perlu diselamatkan karena muatannya penting, seperti misalnya kita jumpai di sini manuskrip syarah atas teks Teologi Ummul Barahin karangan Imam Sanusi, salah satu rujukan terpenting bagi doktrin teologi Ahlussunnah Waljamaah dalam dunia Islam”, kata Ginanjar Sya’ban, ahli kajian khazanah pemikiran Ulama Islam Nusantara.
Adapun Dreamsea adalah sebuah program kerjasama antara Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Jakarta Indonesia dengan Centre for the Study of Manuscript Cultures (CSMC) Universitas Hamburg Jerman. Tahun 2023 ini merupakan tahun ke-6 Dreamsea dalam melakukan preservasi dan penyelamatan dengan mengalih-media digital manuskrip-manuskrip yang rentan dan hampir punah koleksi masyarakat di Asia Tenggara.