Alasan Penting Rutin Periksa Ginjal

Masalah pada ginjal dapat berakibat serius pada kondisi kesehatan. Pasalnya, ginjal merupakan organ penting dalam tubuh. Ginjal berfungsi menyaring senyawa racun di dalam darah yang berpotensi membahayakan tubuh manusia.

Patut disayangkan, seseorang sangat sulit mendeteksi masalah pada ginjalnya karena tidak menampakkan gejala. “Jika sudah memasuki tahap akhir biasanya gejala baru muncul seperti mual, muntah, sesak napas, nyeri tulang belakang dan lain-lain," kata dokter Spesialis Penyakit Dalam di Mayapada Hospital Jakarta Selatan, dr. Donnie Lumban Gaol.

Untuk mencegah masalah ini, dia menyarankan masyarakat memeriksa ginjal setiap tahun atau dua tahun sekali. Namun, bagi pengidap diabetes atau hipertensi, sebaiknya melakukan pemeriksaan secara periodik.

Adapun pemeriksaan yang akan dilakukan dokter dengan dua metode. Pertama melalui urinalisis dan tes kreatinin. Kalau melebihi nilai normal, akan terlihat gambaran gangguan fungsi ginjal. 

“Metode kedua secara imaging, gambaran dengan ultrasonografi (USG) untuk melihat bentuk ginjal apakah ada tanda-tanda yang bisa merusak seperti kista ginjal, batu ginjal," ucap dokter yang juga menjabat Konsultan Ginjal Hipertensi di RS Mayapada.

Berdasarkan pengalaman dr. Donnie menangani pasien, terdapat beberapa penyebab yang mengakibatkan terjadinya kerusakan pada ginjal. "Sebagian besar penyakit ginjal akibat hipertensi dan diabetes. Selebihnya karena autoimun, dan infeksi juga penyumbang terbesar.”

Satu yang paling banyak dijumpai dan termasuk autoimun yakni lupus nefritis. Diakibatkan oleh respons tidak normal dari sistem kekebalan tubuh yang menyerang sel-sel sehat pada ginjal. 

Selain itu, IgA Nefropati juga banyak ditemukan pada pasien dan berkontribusi merusak fungsi ginjal. IgA Nefropati merupakan situasi yang terjadi akibat terjadinya penumpukan IgA (immunoglobulin A atau antibodi) pada ginjal yang dapat menyebabkan peradangan dan bisa merusak jaringan ginjal.

Kalau terjadi permasalahan pada ginjal namun tidak diketahui penyebabnya, kata dr. Donnie, maka ia merekomendasikan untuk biopsi ginjal, yaitu mengambil sebagian jaringan ginjal untuk diperiksa lebih lanjut guna mencari tahu penyebab penyakit atau tanda-tanda kerusakan pada ginjal.

Sebagai contoh, pasien memiliki gangguan autoimun. Dengan melakukan biopsi ginjal, maka akan diketahui secara pasti faktor penyebannya. "Dengan biopsi, juga memberikan gambaran patologinya (abnormalitas sel) untuk kemudian menentukan penanganannya seperti apa," tuturnya.

Terkait kemungkinan terjadinya komplikasi saat melakukan biopsi, dr. Donnie meyakinkan bahwa risikonya sangat rendah. Pasalnya, jika melakukan biopsi di Mayapada Hospital, akan ditangani oleh tim dokter ahli.

"Kalau di kita, dikerjakan oleh tim yang sudah sangat solid untuk melakukan pemeriksaan-pemeriksaan, untuk melakukan tindakan dan mem-follow up hasil biopsinya, dan tentunya kondisi pasien pasca biopsi," kata dia.

Mayapada Hospital Jakarta Selatan menghadirkan Mayapada Autoimmune Center. Pusat layanan terpadu pertama di Indonesia untuk berbagai jenis kasus penyakit autoimun, baik pada orang dewasa maupun anak-anak. 

Dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan medis lengkap, teknologi terkini serta didukung oleh tim dokter multispesialis yang berpengalaman dibidangnya, Mayapada Autoimmune Center menerapkan pendekatan multi disiplin yang bersinergi antar spesialisasi yang dapat menangani berbagai kasus penyakit autoimun, mulai dari penyakit autoimun yang sering dijumpai hingga penyakit autoimun yang kompleks dan membutuhkan penanganan lebih lanjut.