Platform Merdeka Mengajar Ciptakan Pembelajaran yang Menyenangkan
Merdeka Mengajar digagas untuk mempermudah guru mengajar sesuai kemampuan murid dan berkarya untuk menginspirasi sesama guru. #Infotempo
NASIONAL – Pemulihan pembelajaran di negeri ini masih menyisakan daftar panjang. Ditambah dengan imbas pandemi Covid-19 yang tak selalu sama di setiap daerah, sekolah pun diberikan kebebasan menentukan kurikulum yang akan dipilih. “Apakah akan menggunakan Kurikulum 2013 secara penuh, Kurikulum Darurat (Kurikulum 2013 yang disederhanakan), atau Kurikulum Merdeka,” ujar Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim.
Kemendikbudristek pun mengembangkan kurikulum prototipe yang kemudian disebut dengan Kurikulum Merdeka sebagai bagian penting dalam upaya memulihkan pembelajaran dari krisis yang telah lama berlangsung ini.
Dalam rangka membantu mewujudkan perubahan sistemik, misal guru membutuhkan medium yang mudah diakses, sebagai alat untuk membantu mereka meningkatkan dan mengembangkan potensi, selain Kurikulum Merdeka, platform Merdeka Mengajar juga dihadirkan sebagai sarana edukasi yang dapat membantu guru menjalankan perannya dalam mengajar, belajar, dan berkarier. Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar diluncurkan bersamaan, pada 11 Februari 2022.
Ada tiga jenis kegiatan yang bisa dilakukan oleh para guru dengan Platform Merdeka Mengajar. Yakni, fitur mengajar, belajar, dan berkarya. Fitur mengajar menyediakan referensi bagi guru untuk mengembangkan praktik mengajar sesuai dengan Kurikulum Merdeka. Saat ini, tersedia lebih dari 2000 referensi perangkat ajar berbasis Kurikulum Merdeka. Sedangkan asesmen murid akan membantu guru melakukan analisis diagnostik literasi dan numerasi dengan cepat sehingga dapat menerapkan pembelajaran yang sesuai dengan tahap capaian dan perkembangan peserta didik.
Fitur belajar akan memberikan kesempatan yang setara bagi guru untuk terus belajar dan mengembangkan kompetensinya kapan pun dan di mana pun. Pelatihan mandiri memungkinkan guru memperoleh materi pelatihan berkualitas dengan mengakses secara mandiri. Sedangkan guru inspirasi menyediakan beragam video inspiratif untuk mengembangkan diri. Terakhir, fitur berkarya yang bertujuan mendorong guru untuk terus berkarya dan menyediakan wadah berbagi praktik baik. Dan pada fitur bukti karya saya, para guru dapat membangun portofolio hasil karyanya agar dapat berbagi inspirasi dan berkolaborasi.
Soal berbagi inspirasi ini telah dirasakan manfaatnya oleh Susilo Windriyatno, guru SMP Muhammadiyah 2 Tepus, Yogyakarta. Dia bercerita, bahwa para guru memperoleh referensi dan bisa mengambil inspirasi dari guru-guru lain. Selain itu, juga dapat mengambil aksi nyata dari berbagai modul ajar, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), hingga asesmen yang tersedia dalam platform.
Susilo juga mengakui banyak video inspirasi di Platform Merdeka Mengajar yang membuatnya kian semangat mengajar. “Ada juga fitur pelatihan mandiri yang sangat bermanfaat. Di sini, saya bisa berlatih sendiri, di mana pun, kapan pun, tanpa terhalang tempat dan waktu.” Platform ini sangat nyaman dan mudah digunakan. Seperti Susilo, guru-guru lainnya di seluruh Indonesia pun diharapkan dapat memperoleh kemudahan dan kian tinggi semangatnya untuk terus belajar.
Untuk dapat mengakses Platform Merdeka Mengajar, pun tak perlu repot. Cukup penggunakan akun pembelajaran belajar.id melalui aplikasi di gawai Android atau melalui laman situs. Unduh aplikasi Merdeka Mengajar untuk gawai Android di Google Play Store. Atau, akses melalui laman situs di https://guru.kemdikbud.go.id//
Platform Merdeka Mengajar digagas untuk mempermudah guru mengajar sesuai kemampuan murid, menyediakan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi, serta berkarya untuk menginspirasi sesama guru. Maka, guru pun diharapkan akan lebih efektif memberikan pembelajaran yang menyenangkan, bermakna, dan berdampak pada daya serap anak. Platform Merdeka Mengajar disediakan bagi guru dan kepala sekolah untuk mendukung proses belajar bersama di kelas, sehingga pembelajaran dapat menjadi lebih kreatif, bermakna, dan berpusat pada murid. (*)