maaf email atau password anda salah


APP Sinar Mas

Indonesia Mengajak Berbagai Negara untuk Sinergi Pengelolaan Gambut Lewat ITPC

Melalui sinergi dari seluruh pemangku kepentingan, maka kelestarian gambut bisa dipertahankan. 

arsip tempo : 171413498823.

Webinar Could a Virtual Collaborative Platform Help Preserve Tropical Peatlands?, Kamis, 5 Mei 2022.. tempo : 171413498823.

Indonesia mengajak semua pemangku kepentingan dari berbagai Negara mulai dari pemerintah, akademisi, hingga pelaku usaha untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman pengelolaan gambut melalui platform yang dikembangkan International Tropical Peatlands Center (ITPC).

Sebab, Indonesia memandang melalui sinergi seluruh pemangku kepentingan maka kelestarian gambut yang punya peran penting secara global bisa dipertahankan. “Dengan sinergi kita bisa mengidentifikasi kesenjangan dan tantangan serta mencari solusinya dalam menjaga ekosistem gambut,” kata Dirjen Pengelolaan Hutan Lestari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Agus Justianto, saat membuka diskusi tentang pengelolaan gambut di World Forestry Congress XV di Seoul, Republik Korea, Kamis 5 Mei 2022.

Pada 2018 ITPC didirikan dan Indonesia menjadi salah satu pionirnya. Indonesia juga menjadi tuan rumah untuk Sekretariat ITPC. Saat ini ITPC terus mendapat dukungan Internasional dan sejumlah Negara secara resmi juga turut bergabung.

Lead Coordinator ITPC Haruni Krisnawati mengatakan ITPC sudah mengembangkan The Peatland Knowledge Platform. “Sebuah platform yang bisa diakses secara online dimana para pemangku kepentingan bisa saling berbagi pengetahuan dalam pengelolaan gambut,” kata Haruni.

Platform tersebut dirancang untuk menjadi tujuan bagi semua orang yang ingin mencari informasi tentang pengelolaan gambut. Platform ini juga bisa menjadi tempat saling bertukar pengetahuan dan hasil penelitian, serta peningkatan kapasitas dalam pengelolaan gambut. 

Platform ini juga bisa dimanfaatkan oleh media untuk membantu penyebarluasan kebijakan dan praktik terbaik dalam pengelolaan gambut. Adapun, Deputy Director APP Sinar Mas Iwan Setiawan menjelaskan, pengelolaan gambut diawali dengan pemetaan topografi menggunakan LiDAR. 

Berdasarkan peta topografi gambut itu, APP Sinar Mas merancang zonasi tata air pada konsesinya yang berada di lahan gambut. Pembuatan sekat kanal dan monitoring juga dilakukan agar tinggi permukaan air tetap sesuai dengan ketentuan pemerintah.

Pemetaan LiDAR telah menjelajah 11.000 kilometer untuk memetakan lahan gambut di pesisir Timur Sumatera dan Kalimantan Barat. Sampai saat ini lebih dari 4,5 juta hektare lahan gambut di pesisir Sumatera terpetakan.

Menurut Iwan, karena gambut harus dilakukan dengan pendekatan lanskap maka penting untuk melibatkan masyarakat dalam pengelolaan gambut. “Masyarakat di desa harus mendapat pendampingan untuk peningkatan kapasitas dalam mengelola gambut dan manajemen tata airnya,” kata Iwan.

Konten Eksklusif Lainnya

  • 26 April 2024

  • 25 April 2024

  • 24 April 2024

  • 23 April 2024


Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.

Login Langganan