maaf email atau password anda salah


Mayapada Hospital

Deteksi Dini Jaga Kesehatan Paru

Kanker paru lebih sering menjangkit pria Indonesia.

arsip tempo : 171404930399.

Ilustrasi pemeriksaan kanker dengan CT Scan.. tempo : 171404930399.

Oksigen dan bernapas adalah sesuatu yang berharga dan perlu disyukuri. Pernapasan diatur oleh organ tubuh yang bernama paru-paru. Karena itu, penting menjaga kesehatan paru-paru.

Kanker paru merupakan kanker yang sering menjakit pria di Indonesia. Faktor risiko terbanyak adalah merokok termasuk perokok pasif, orang yang sering menghirup asap rokok padahal tidak merokok. Selain asap rokok, orang yang sering terpapar dan menghirup zat kimia di tempat kerjanya juga beresiko kanker paru.

Deteksi dini atau pemeriksaan sebelum timbul gejala terbukti menurunkan tingkat kematian akibat kanker. Penelitian membuktikan deteksi dini dengan Low Dose CT Scan (LDCT) terbukti menurunkan tingkat kematian akibat kanker paru pada perokok berat sehingga pemeriksaan LDCT lebih unggul dari pemeriksaan ronsen dada biasa.

Deteksi dini kanker paru adalah proses pemeriksaan kesehatan pada orang sehat dengan faktor risiko kanker yang tinggi. Orang dewasa dengan riwayat merokok yang lama atau pekerja dengan risiko paparan zat kimia perlu melakukan deteksi dini kanker paru. Semakin awal diketahui, keberhasilan pengobatan semakin tinggi.

Sebab, kanker paru-paru sering tidak menimbulkan gejala pada tahap awal. Gejala baru muncul ketika tumor sudah cukup besar atau kanker telah menyebar ke jaringan dan organ sekitar. Karena itu penting melakukan deteksi dini.

Dokter Spesialis Paru Mayapada Hospital Surabaya, dr. Bambang Susilo Simon, Sp.P, FCCP, FAPSR, FISR, mengatakan, kanker paru stadium awal umumnya tanpa gejala, sehingga penderita sering kali datang berobat dalam kondisi stadium lanjut. "Itu membuat pengobatannya akan lebih sulit dan kompleks. Penting untuk melakukan deteksi dini Kanker Paru sehingga keberhasilan terapi juga akan lebih baik," kata Bambang.

Dokter Mayapada Hospital Jakarta Selatan (MHJS) Dr. R. Semuel W. Manangka, Sp.Rad, mengatakan penelitian membuktikan bahwa deteksi dini kanker paru dilakukan dengan pemeriksaan non invasif, yaitu pemeriksaan LDCT atau Low Dose CT Scan. Adapun, keunggulan pemeriksaan LDCT, yakni non invasif, tidak nyeri, dan waktu relatif cepat (kurang dari 15 menit).

Adapun, gejala kanker paru-paru meliputi, batuk lebih dari 3 minggu, batuk darah, penurunan berat badan drastis disertai dengan napsu makan yang menurun, nyeri dada dan tulang, dan sesak napas. Selain merokok, faktor risiko kanker yakni memiliki anggota keluarga yang juga menderita kanker paru-paru, tinggal atau bekerja di lingkungan yang tercemar zat kimia berbahaya, sering terpapar polusi udara, pernah menjalani radioterapi, dan daya tahan tubuh yang menurun.

"Gejala kanker paru dapat berbeda-beda setiap orang tergantung kondisi klinis dan stadium kanker. Pada stadium awal, kanker paru dapat tidak memberikan gejala apapun. Karena itu perlu pemeriksaan deteksi dini kanker paru dengan Low Dose CT Scan," kata dokter Spesialis Paru Konsultan Onkologi Paru dan Pernapasan Mayapada Hospital Kuningan, Dr.dr Arif Riswahyudi Hanafi SpP (K).

Namun, jika ditemukan kelainan pada deteksi dini, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan. Mayapada Hospital memiliki tim dokter ahli Spesialis Bedah dan Paru Onkologi Konsultan berpengalaman yang berkolaborasi melalui tumor board, agar penanganan kasus pasien dapat dilakukan secara komprehensif sesuai dengan kondisi pasien.

Tindakan pembedahan dengan kamar operasi tekanan negatif memberikan jaminan keamanan di tengah pandemi. Penanganan kanker paru yaitu kemoterapi, radioterapi, targeted therapy, imunoterapi, dan operasi termasuk minimal invasif.

“Penggunaan berbagai modalitas diagnostik di bidang interventional pulmonology secara bersamaan akan meningkatkan kemampuan dalam mendiagnosis nodul paru yang letaknya perifer," kata dr. Eric Daniel Tenda, SpPD, FINASIM, DIC., Ph.D Intervensi Pulmonologi Dokter Spesialis Penyakit Dalam Intervesi Pulmonologi Mayapada Hospital Jakarta Selatan.

Menurutnya, interventional bronchoscopy berperan penting dalam tatalaksana pasien kanker paru bahkan dapat memperbaiki keadaan umum pasien. "Sehingga kemoterapi maupun terapi radiasi lebih lanjut dapat diberikan secara terencana dengan tingkat keamanan yang lebih tinggi," ujarnya.

Adapun, tujuan operasi adalah untuk mengangkat tumor, jaringan paru-paru di sekitarnya, dan kelenjar getah bening (kelenjar yang merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh) di daerah tersebut. "Tindakan operasi saja mungkin cukup untuk menyembuhkan kanker paru-paru yang terdeteksi pada tahap awal," kata dr. med. Achmad Faisal, SpBTKV,FEACTS Dokter Spesialis Bedah Thoraks Kardiovaskular Mayapada Hospital Jakarta Selatan (MHJS).

Dokter Spesialis Onkologi Radiasi Mayapada Hospital Jakarta Selatan, dr. Ratnawati Soediro, SpOnk.Rad, mengatakan radioterapi yang dilengkapi dengan teknologi Active Breathing Coordination memungkinkan terapi radiasi yang lebih optimal pada organ bergerak yaitu paru-paru.

Konten Eksklusif Lainnya

  • 25 April 2024

  • 24 April 2024

  • 23 April 2024

  • 22 April 2024


Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.

Login Langganan