maaf email atau password anda salah


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi

Mendorong Riset Terapan Perguruan Tinggi Vokasi

Target utama menghasilkan penelitian terapan yang dapat menghasilkan produk yang dibutuhkan dunia usaha dan dunia industri serta masyarakat.

arsip tempo : 171485098938.

Diskusi kelompok terpumpun (DKT) atau focus group discussion (FGD) yang digelar Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi), Kemendikbudristek.bertema “Membangun Ekosistem Riset Terapan Inovatif yang Sinergis dan Aplikatif sebagai Kontribusi Nyata terhadap Kebutuhan Dunia Usaha, Dunia Industri, dan Masyarakat”, 22-24 November 2021 di Surabaya, Jawa Timur.. tempo : 171485098938.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi terus mendorong riset terapan di perguruan tinggi vokasi (PTV) dapat menjawab kebutuhan dunia usaha dan dunia industri serta masyarakat. Untuk membangun ekosistem riset terapan inovatif Direktorat Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi menggelar diskusi kelompok terpumpun (DKT) atau focus group discussion (FGD).

Diskusi kelompok digelar di Surabaya, Jawa Timur, dengan “Membangun Ekosistem Riset Terapan Inovatif yang Sinergis dan Aplikatif sebagai Kontribusi Nyata terhadap Kebutuhan Dunia Usaha, Dunia Industri, dan Masyarakat”. Acara berlangsung pada 22-24 November 2021.

“Target utama penelitian terapan pendidikan tinggi vokasi adalah menghasilkan penelitian terapan yang dapat menghasilkan produk-produk nyata dibutuhkan dunia usaha dan dunia industri serta masyarakat, yang dapat bermanfaat dan digunakan secara luas oleh masyarakat,” kata Direktur Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi, Beny Bandanadjaya, pada saat membuka membuka DKT/

Menurut Beny, tantangan riset terapan adalah bagaimana membuat koneksi antara peneliti dan dunia industri atau pengguna hasil penelitian. “Agar hasil penelitian dapat dilanjutkan menjadi produk nyata yang digunakan oleh masyarakat dan diproduksi massal oleh industri,” tuturnya.

Sebagai solusinya, kata Beny, adalah dengan kebijakan penelitian mendorong dosen peneliti bekerja sama dengan dunia industry. Selain itu memberikan dana pendampingan (matching fund) bagi peneliti yang bekerja sama dengan industri. “Alhasil, satu rupiah dari industri, maka akan diberikan satu rupiah, bahkan sampai tiga rupiah dari kementerian bila penelitian yang diusulkan tersebut berkualitas baik dan memiliki potensi tinggi,” ujarnya.

Beny berharap DKT kali ini dapat memberikan gambaran yang jelas bagi para peserta, baik pimpinan perguruan tinggi vokasi, kepala pusat penelitian, dosen maupun kalangan industri. “Sehingga, kebijakan penelitian yang akan dilaksanakan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi mendapatkan dukungan penuh dari seluruh pemangku kepentingan (stakeholder),” kata dia.

Pelaksanaan penelitian merupakan kewajiban bagi dosen, karena mereka memiliki tugas utama Tridarma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. “Dosen vokasi sebaiknya melaksanakan tugas utamanya itu dengan menerapkan penelitian yang berorientasi luaran produk terapan yang dapat bermanfaat bagi masyarakat luas,” imbau Beny.

Ketua Panitia DKT, Adrianus Amheka, mengatakan sejatinya riset terapan pada perguruan tinggi vokasi, dalam kurun setahun ini semakin membaik. Bahkan telah terjadi eksponensial dalam hal kontribusi nyata pada permasalahan masyarakat dan industri. “Saya melihat telah terjadi akselerasi pada perkembangan riset terapan yang terukur baik dengan indikator sederhana yakni menjawab kebutuhan masyarakat dan industri jangka pendek,” kata Adrianus.

Dia menambahkan indikator yang sederhana ini, padat makna sesuai dengan harapan dorongan permintaan (driven demand) atau kebutuhan masyarakat (customer needs). “Yaitu masyarakat dan industri pada berbagai level,” tuturnya.

Menurut Adrianus, riset terapan di PTV harus mampu menghasilkan produk riset yang bermanfaat dan bermakna bagi masyarakat dan industri, serta menjawab permasalahan riil mereka. Salah satu tantangan riset terapan adalah adanya ketimpangan dalam pemahaman esensi riset terapan dari para pemangku kepentingan. “Cara pandang harus diubah bukan sebatas dorongan aspirasi (aspiration driven) dari masyarakat dan industri untuk dipenuhi PTV, namun dipastikan wajib pada ranah dorongan permintaan (demand driven),” ujarnya.

Dorongan permintaan ini, kata Adrianus, dapat berupa produk industri/desain produk menuju produk laik industry. “Dan siap dikomersialisasikan secara massal sehingga tercipta ketautsesuaian (link and match),” tutur Guru Besar Politeknik Negeri Kupang tersebut.

Rangkaian kegiatan menghadirkan beberapa narasumber, seperti Wakil Ketua Umum Kadin Jawa Barat Bidang Teknologi dan Data Potensi Usaha, Hadi S. Cokrodimejo. Hadi memaparkan ‘Dukungan Industri terhadap Pelaksanaan Penelitian Terapan di Perguruan Tinggi Vokasi.’

Kemudian, pelaksana tugas Direktur Pendanaan Riset dan Inovasi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Hotma Daulay yang memaparkan ‘Program Pengembangan Teknologi Industri.’ Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian LIPI Ocky Karna Radjasa yang memaparkan ‘Riset Terapan dalam Mendukung Tujuan dan Sasaran Rencana Induk Riset Nasional (RIRN)’.

Acara ini juga mengetengahkan kisah sukses penelitian terapan pada industri. Turut hadir, peneliti Primo-PENS, M. Nasyir Tamara; Chief Projects Officer PT Nasta Mekatronika Indonesia, Ilmi Rizki Imaduddin; serta General Manager, Head of Innovation and Process Excellent Departemen Wings Group PT Sayap Mas Utama, Evvy. Dalam kegiatan DKT tersebut juga dipamerkan produk-produk riset terapan yang dihasilkan sejumlah PTV di Surabaya.

Konten Eksklusif Lainnya

  • 4 Mei 2024

  • 3 Mei 2024

  • 2 Mei 2024

  • 1 Mei 2024


Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.

Login Langganan