Patriot Energi Pengawal PLTS Desa
Minggu, 26 September 2021
Patriot Energi akan membantu masyarakat supaya mampu mengelola sumber energi yang tersedia secara mandiri.

JAKARTA – Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Dadan Kusdiana, melantik 23 orang Patriot Energi ACCESS secara virtual pada Jumat, 24 September 2021. Mereka akan bertugas sebagai fasilitator masyarakat di desa-desa yang menjadi lokasi pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terpusat ACCESS.
ACCESS atau Accelerating Clean Energy to Reduce Inequality adalah proyek bersama antara United Nations Development Programme (UNDP), Kementerian Energi, dan Korea International Cooperation Agency untuk membangun 23 PLTS komunal dengan total kapasitas 1,2 megawatt di 23 desa di Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, dan Kalimantan Tengah.
Dadan mengungkapkan, Patriot Energi akan membantu masyarakat supaya mampu mengelola sumber energi yang tersedia secara mandiri. Patriot Energi pun diharapkan mengidentifikasi potensi energi setempat yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat dengan biaya murah dan manajemen yang sederhana, sehingga penduduk di daerah terpencil dapat mengupayakan energinya sendiri.
“Para Patriot Energi diharapkan dapat menjadi pemantik perubahan bagi 0,8 persen saudara-saudara kita yang belum menikmati listrik,” ucap Dadan. Ia menjelaskan, hingga saat ini masih ada 433 desa yang belum menikmati aliran listrik dan 3.100 desa yang menggunakan listrik dari tenaga surya hemat energi.
Dadan berujar, Patriot Energi yang terdiri dari 16 orang laki-laki dan 7 orang perempuan dipilih dari 140 orang peserta seleksi terbuka. Patriot Energi seluruhnya merupakan sarjana dari berbagai latar belakang ilmu, dan akan bertugas mendampingi masyarakat selama 18 bulan untuk mengembangkan layanan listrik yang bersumber dari tenaga surya.
Menurut Dadan, Patriot Energi memiliki pengalaman kerja lebih dari tiga tahun, bahkan ada yang lebih dari sepuluh tahun, dalam pendampingan masyarakat. Tugas Patriot Energi adalah mendampingi masyarakat selama pembangunan PLTS, membantu serah terima aset PLTS dari Kementerian Energi ke pemerintah desa, memfasilitasi pemilihan, pelatihan, dan sertifikasi operator lokal, membentuk unit pengelola listrik desa, serta memetakan potensi ekonomi desa.
Pelaksana tugas harian Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan, Hendra Iswahyudi menambahkan, Patriot Energi telah mengikuti pelatihan daring pada 6 - 14 September 2021 dan pelatihan luring pada 20-24 September 2021, dengan materi kode etik pemberdayaan, pendekatan gender dan inklusi sosial, pendekatan partisipatif, serta pengenalan PLTS dan infrastruktur solar photovoltaic.
Selain itu, ada pula materi mengenai pengoperasian dan pengelolaan PLTS komunal, pembentukan badan usaha milik desa dan unit pengelola listrik desa, serta pendampingan teknis identifikasi ekonomi desa serta penyusunan analisis keberlanjutan.
Sophie Kemkhadze, Deputy Resident Representative UNDP Indonesia menyebutkan, proyek ACCESS merupakan salah satu pendekatan yang paling ambisius dalam pengembangan energi bersih. Alasannya, kata dia, ialah karena bantuan yang diberikan tidak hanya berupa infrastruktur pembangkit listrik, namun disertai pelatihan dan sertifikasi untuk warga setempat sebagai operator serta pengembangan lembaga pengelola layanan listrik lokal.
Ia mengimbuhkan, peran Patriot Energi sangat penting karena bekerja mendampingi dan membantu masyarakat setempat selama proses persiapan dan pelaksanaan pembangunan PLTS, termasuk mendokumentasikan seluruh kegiatan sebagai bahan pembelajaran bagi pengembangan kegiatan serupa. Proyek ACCESS ditargetkan menghasilkan akses listrik untuk sekitar 20 ribu warga Indonesia dan Timor Leste, serta akses air untuk 3.500 penduduk di Timor Leste, dengan minimal 30 persen perempuan akan menjadi penerima manfaat langsung.