Gianyar Membangun Desa Berbasis Data Presisi
GIANYAR – Bupati Gianyar, I Made Agus Mahayasastra, mengapresiasi Data Desa Presisi (DPP) Tegalalang, Gianyar, Bali, untuk kemajuan wilayahnya. Dia berharap DPP Tegalalang bisa diterapkan di desa lainnya. “Andaikan saja, sebelum saya jadi bupati tiga tahun lalu, saya punya data seperti ini, komplit di seluruh desa, mungkin Gianyar sudah nomor satu di Indonesia,” ujarnya, Senin, 31 Mei 2021.
Data desa presisi adalah inovasi metodologi bersifat numerik dan menampilkan data spasial. DPP memiliki tingkat akurasi tinggi untuk memberikan gambaran yang aktual dan sesungguhnya.
Gianyar dengan luas wilayah 368 kilometer persegi dan jumlah penduduk nomor tiga di Bali terus menggeliat di era pandemi Covid 19. Bupati I Made Agus berhasil membangun pasar terbesar di Bali yang kini mencapai penyelesaian 65 persen dan dua rumah sakit. Khusus rumah sakit dibangun dengan satu gedung dan lahannya sebagai kawasan terbuka hijau.
Inisiatif menghasilkan DDP Kabupaten Gianyar berasal dari studi doktoral Rieke Diah Pitaloka yang dielaborasi dan dikembangkan di Bali.
Kandidat doktor dari Universitas Indonesia ini menginspirasi dua desa lainnya, yakni Pantai Bakti Kecamatan Muaragembong, Kabupaten Bekasi dan Desa Sibandang Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara. Kedua desa ini mengimplementasikan DDP dalam perencanaan pembangunan pedesaan.
“Saya ingin sampaikan pada 2022 semua desa harus sudah seperti Desa Tegallalang,” kata Bupati I Made Agus. Dia menambahkan tanpa data akurat, tidak valid dan data yang benar tak akan bisa menuntun bupati membuat keputusan yang tepat.
Menurut I Made Agus bila salah dalam pengambilan keputusan, akan menimbulkan masalah dan kerugian anggaran. Dia yakin DDP menjadi perwujudan cita-cita Bung Karno yang sudah memikirkan pembangunan berbasis data sejak 1959.
Wakil Kepala Bidang Pengabdian kepada Masyarakat Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat IPB University, Sofyan Sjaf, mengatakan Dewan Perancang Pembanguan Nasional beranggotakan 513 pemikir bangsa sudah mendahulukan adanya riset dalam mencapai kesejahteraan dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk meraihnya, kata dia, ada dua yang harus dicapai, yakni democratic rural development atau pembangunan pedesaan yang demokratik dan data yang akurat.
Perihal akurasi data juga dipersoalkan Presiden Jokowi. “Masalah akurasi data masih menjadi persoalan hari ini,” kata Sofyan. Dia menambahkan persoalan akurasi data dapat diselesaikan dengan mereplikasi DDP di seluruh Indonesia.
Pelaksana tiga Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat IPB, Ernan Rustiadi, menyatakan salah satu kontribusi yang menjadikan IPB University sebagai kampus terbaik adalah menghasilkan penelitian-penelitian terbaik. “Apa yang dilakukan Pak Sofyan merupakan salah satu contoh hasil inovasi dan penelitian yang kami hasilkan,” ujarnya.
Dia mengatakan LPPM yang dipimpinnya mengkoordinasikan semua penelitian dan pengabdian masyarakat di IPB University. “Setiap tahun terdapat sekitar 1.700 penelitian dan kontribusi penelitian adalah salah satu yang menjadikan IPB dinyatakan perguruan tinggi terbaik,” tuturnya.
Adapun Rektor IPB Arif Satria memuji Sofyan Sjaf sebagai penggagas DDP. IPB memberikan penghargaan khusus kepada tim unit desa presisi dan pemuda Karang Taruna Desa Tegallalang yang menjadi enumerator data desa. “Revolusi berangkat dari desa, revolusi dari bawah,” ujarnya.
Arief mengutip gagasan Presiden Jokowi tentang membangun dari pinggiran yakni pembangunan dari desa. “Itu spirit yang luar biasa,” ujar Ketua Forum Rektor Indonesia (FRI). Dia mengatakan gagasan membangun dari pinggiran akan diseberluaskan melalui forum pimpinan perguruan tinggi.