maaf email atau password anda salah


Project STOP

Project STOP Sukses Cegah Kebocoran Sampah Plastik di Indonesia

Lebih dari 133.500 orang telah dijangkau oleh layanan pengelolaan sampah berkelanjutan di tiga kota pesisir.

arsip tempo : 173078463158.

Para mitra Project STOP memilih limbah sampah plastik di TPST Pasuruan (Foto: Dok. Project STOP).. tempo : 173078463158.

Bali— Project STOP- (Stop Ocean Plastics-Hentikan Sampah Plastik) dan mitra-mitranya merayakan sejumlah capaian dalam upaya menghindari kebocoran sampah plastik ke lingkungan di Indonesia. Sejak dimulai pada tahun 2017, hingga akhir tahun 2020, inisiatif ini telah mencapai tujuan untuk membawa pengelolaan sampah kepada lebih dari 133.500 orang. Project STOP juga membangun lima fasilitas pengolahan sampah terpadu yang secara kolektif akan mengolah 150 ton sampah per hari dan berkontribusi untuk mencegah lebih dari 8.123 ton sampah (1.118 ton diantaranya adalah plastik) agar tidak bocor ke lingkungan.

Setelah mencapai skala penuh pada akhir 2022, tiga kemitraan kota di Project STOP akan menjangkau 450.000 orang dan mencegah 45.400 ton sampah agar tidak bocor dan mencemari lingkungan. Termasuk 5.700 ton plastik melalui pengelolaan sampah yang lebih sirkuler, dan berkelanjutan secara ekonomi.

Didirikan Bersama Borealis dan SYSTEMIQ pada tahun 2017, Project STOP bekerja sama dengan pemerintah kabupaten untuk menciptakan sistem pengelolaan sampah sirkuler yang efektif di wilayah dengan kebutuhan tinggi di Asia Tenggara.

Project STOP mendukung sejumlah kota dengan keahlian teknis untuk menciptakan sistem pengolahan sampah sirkuler guna menghentikan kebocoran sampah, meningkatkan daur ulang yang berkelanjutan secara ekonomi, menciptakan lapangan pekerjaan baru dan mengurangi dampak berbahaya akibat sampah yang salah kelola bagi kesehatan masyarakat, sektor pariwisata dan perikanan.

Saat ini, Project STOP beroperasi di tiga kota kemitraan, termasuk daerah pesisir di Muncar dan Pasuruan, Jawa Timur dan Jembrana, di pesisir barat laut Bali.

Hingga akhir 2020, Project STOP telah memperoleh sejumlah capaian penting, termasuk:

  1. Membawa layanan pengangkutan sampah kepada lebih dari 133.500 orang, Sebagian besar untuk pertama kalinya.
  2. Menghentikan 8.123 ton sampah (1.118 ton plastik) agar tidak mencemari lingkungan.
  3. Menciptakan lapangan pekerjaan bagi 168 pekerja di sektor persampahan, yang akan bertambah hingga lebih dari 250 pekerja hingga akhir program.
  4. Menyelesaikan konstruksi lima fasilitas Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) – satu fasilitas di Jembrana, Bali dengan kapasitas 50 ton/hari, dua fasilitas di Pasuruan, Jawa Timur dengan kapasitas 30 ton/hari, dan dua fasilitas di Muncar, Jawa Timur, dengan kapasitas 20 ton/hari, sehingga total kapasitas pemrosesan Project STOP mencapai 150 ton/hari.
  5. Menggunakan berbagai model tata keloa untuk mendukung sistem pengelolaan sampah yang lebih stabil dan professional.
  6. Mengembangkan kurikulum yang ekstensif untuk melatih pemerintah dan lainnya dalam mengatur dan mengoperasikan sistem pengolahan sampah.

Kepala DLH Kabupaten Pasuruan, Heru Farianto, menjelaskan pemerintah Kabupaten Pasuruan mendukung inisiatif Project STOP dalam mendorong sistem pengelolaan sampah terpadu yang berkelanjutan bagi masyarakat di Kecamatan Lekok dan Nguling. “Melalui kemitraan ini, kami mengalokasikan lahan di dua kecamatan untuk pembangunan TPST, membangun kelembagaan, serta bekerjasama mengimplementasikan kebijakan pengelolaan sampah yang ada secara efektif.”

Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani mengungkapkan kemitraan dengan Project STOP telah membantunya dalam menghadirkan layanan pengelolaan sampah kepada lebih banyak orang dengan efisien.  “Hadirnya Project STOP sebagai contoh yang baik, dan dengan adanya tim lapangan sebagai penasihat yang terpercaya. Untuk mencapai komitmen nasional pengurangan 70% aliran sampah plastik laut pada tahun 2025, kemitraan seperti ini merupakan hal yang sangat penting untuk kami,” katanya.

CEO Borealis, Alfred Stern, mengatakan terlepas dari sejumlah tantangan yang disebabkan oleh COVID-19, tahun 2020 merupakan tahun yang sangat sukses untuk Project STOP. “Kami berterima kasih kepada semua pekerja di garda terdepan dalam Project STOP karena telah menjaga agar layanan penting ini tetap berjalan selama pandemi.”

“Inisiatif ini terus memberikan manfaat yang kami harapkan dan pencapaiannya hingga saat ini menunjukkan seberapa baik ini didirikan, dedikasi tim yang bekerja dan pentingnya layanan ini bagi masyarakat yang menerimanya,” ujarnya

Partner di SYSTEMIQ, Joi Danielson, menganggap keberhasilan yang dicapai adalah hasil dari begitu banyak orang yang menginspirasi dan berkomitmen. “Dari pemerintah nasional dan daerah, kelompok masyararakat, dan mitra strategis kami yang bekerja secara produktif untuk membangun sistem pengolahan sampah yang sirkuler, tanpa kebocoran.”

“Kami berharap dapat mendukung semakin banyak kota untuk membangun sistem pengolahan sampah modern dan menghentikan ribuan ton sampah yang dapat mencemari lingkungan pada tahun-tahun mendatang,” ujar Joi. (*)

Inforial

 

 

 

 

 

Konten Eksklusif Lainnya

  • 5 November 2024

  • 4 November 2024

  • 3 November 2024

  • 2 November 2024


Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.

Login Langganan