Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada kebanyakan hewan, infeksi diperangi oleh sistem kekebalan tubuh. Karena itu, tim peneliti dari University of Massachusetts Medical School, Amerika Serikat, dan University of Queensland, Australia, melakukan studi mengenai virus yang tak bisa menginfeksi koala liar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dari penelitian itu, para ilmuwan berhasil mengungkapkan bentuk baru kekebalan genom. Hasil penelitian ini telah diterbitkan dalam jurnal Cell, tiga pekan lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Retrovirus, termasuk patogen seperti HIV, masuk ke kromosom sel inang sebagai bagian dari siklus hidup infeksi mereka. Retrovirus biasanya tidak menginfeksi sel-sel benih yang menghasilkan sperma dan telur. Virus ini juga biasanya tak diturunkan dari generasi ke generasi.
Dari seluruh 3 miliar nukleotida genom manusia, hanya 1,5 persen dari rangkaian itu yang membentuk 20 ribu gen yang mengkode protein. Adapun 8 persen genom manusia berasal dari potongan-potongan virus.
Invasi patogen pada genom ini terkadang bermanfaat. Misalnya, sebuah gen yang terkooptasi dari virus diperlukan untuk pembentukan plasenta di semua mamalia, termasuk manusia.
Infeksi retrovirus sel kuman telah menjadi kekuatan pendorong yang langka tapi penting dalam evolusi manusia. Namun belum pernah dijelaskan bagaimana sel benih pada mamalia merespons invasi patogen. Mungkin ini sangat berbeda dengan sel-sel lain di tubuh.
"Infeksi KoRV-A dari germline koala sedang terjadi sekarang dan mari kita lihat evolusi genom secara real time," kata William E. Theurkauf, profesor kedokteran molekuler di UMass Medical School.
KoRV-A adalah retrovirus yang menyapu populasi koala liar Australia dan dikaitkan dengan kerentanan terhadap infeksi dan kanker. KoRV-A menyebar di antara hewan, seperti kebanyakan virus.
Hal yang mengejutkan, KoRV-A juga menginfeksi sel germline dan sebagian besar koala liar terlahir dengan patogen ini sebagai bagian dari materi genetik setiap sel di dalam tubuh. Tim peneliti menggunakan sistem ini untuk melihat bagaimana sel germinal merespons retrovirus.
Hasil temuan mereka menunjukkan sel-sel benih mengenali langkah penting dalam siklus hidup virus dan mengubahnya untuk melawan penyerang guna menekan infeksi genom. "Apa yang kami temukan adalah sistem kekebalan genom bawaan yang dapat memberi tahu virus dari salah satu gen," kata Theurkauf.
Profesor pada Program Bioinformatika dan Integratif Biologi di UMass Medical School, Zhiping Weng, mengatakan apa yang dilihat pada koala adalah sesuatu yang telah dilalui oleh setiap organisme di planet ini. "Hewan terinfeksi retrovirus yang memasuki sel germline."
Menurut dia, virus ini berlipat ganda dan dimasukkan ke kromosom, mengubah organisasi dan fungsi genom inang. Prosesnya pun berlanjut sampai penyerbu dijinakkan oleh tuan rumah. "Pada akhir siklus infeksi ini, tuan rumah telah berubah," ujar Weng.
Saat ini, tim peneliti tengah berupaya memperluas temuan mereka. "Pertama, kami mencoba mencari tahu bagaimana virus masuk ke germline," kata Weng. Ia dan Theurkauf juga akan melakukan percobaan tambahan untuk menentukan mesin di dalam sel yang mengenali perbedaan di virus RNA.
Mereka juga berharap dapat lebih memahami proses memotong transkrip RNA yang tidak diinginkan, sehingga transkrip itu tidak lagi berfungsi. "Kami pikir kami bisa mengatasinya dengan melihat koala," kata Theurkauf. SCIENCE DAILY | THE NEW YORK TIMES | AFRILIA SURYANIS
Belajar DNA dari Koala
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo