Sejarah dalam Sastra Pram dan Mahfouz
Mohamad Guntur Romli
Saya termasuk orang yang kurang beruntung mengenal Pramoedya Ananta Toer (selanjutnya disingkat Pram). Mungkin saya hanya salah seorang dari sekian banyak generasi muda Indonesia yang mengalami nasib sama: terhambat membaca karya-karya Pram. Saya membaca karya-karya Pram justru jauh dari Indonesia: saat melakukan studi di Mesir dan setelah jatuhnya Orde Baru (1998). Jamak
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini