Politik dan Imajinasi
Politik itu berimajinasi. Ingat sejarah politik di Indonesia, ingat penggunaan wayang sebagai idiom berpolitik. Noro Soeroto menggubah puisi-puisi bertema wayang, representasi dari ikatan imajinasi dengan selebrasi wayang di Jawa. Puisi-puisi disuguhkan dalam bahasa Belanda, bahasa kaum elite terpelajar pribumi saat menempuh studi di Belanda, awal abad XX. Acuan ke imajinasi wayang menandai ada permainan simbolik, mempertemukan alam tradisionalitas dan modernitas. Noto Soeroto tak bermaksud menjadikan puisi-puisi penggerak nasionalisme akibat orientasi politik masih bergantung pada dominasi kolonial.

Bandung Mawardi
Penulis
Politik itu berimajinasi. Ingat sejarah politik di Indonesia, ingat penggunaan wayang sebagai idiom berpolitik. Noro Soeroto menggubah puisi-puisi bertema wayang, representasi dari ikatan imajinasi dengan selebrasi wayang di Jawa. Puisi-puisi disuguhkan dalam bahasa Belanda, bahasa kaum elite terpelajar pribumi saat menempuh studi di Belanda, awal abad XX. Acuan ke imajinasi wayang menandai ada permainan simbolik, memper
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini