Desa yang Permai, Indonesia yang Otoriter
Geger Riyanto,
ALUMNUS SOSIOLOGI UNIVERSITAS INDONESIA
Dengan tangan saya yang kecil, saya menggerakkan pensil, membentuk dua segitiga besar. Di tengah kedua gunung tersebut, saya gambarkan bulatan matahari. Di bawahnya, di daratan yang menghampar luas, saya taburkan contrengan-contrengan, visualisasi sawah; ditambah garis-garis seadanya yang menggambarkan sosok petani dan rumahnya.
Saya lantas mendapatkan nilai menggambar yang baik dari guru. Ibu s
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini