Kalangan anak muda Indonesia rupanya lebih memilih berlibur dalam waktu singkat ke luar negeri ketimbang menghabiskan waktu yang lama di satu tujuan wisata. Dalam hasil riset yang dirilis maskapai penerbangan berbiaya murah asal Singapura, Scoot Airlines, terungkap bahwa mayoritas anak muda Indonesia-yang menjadi konsumen mereka-yang bepergian ke luar negeri rata-rata menghabiskan waktu berlibur selama empat hari.
Meski singkat, para anak muda itu bisa berkali-kali melakukan perjalanan. "Lebih dari 50 persen milenial Indonesia melakukan perjalanan dua kali dalam 10 bulan terakhir," demikian pernyataan Scoot dalam keterangan pers yang diterbitkan kemarin. Chief Commercial Officer Scoot, Vinod Kannan, menyatakan hal ini menunjukkan bahwa para milenial lebih senang traveling singkat namun sering.
Dalam riset perilaku konsumen mereka di Indonesia tersebut, Scoot juga mengungkapkan beberapa kota di luar negeri yang menjadi favorit para pelancong milenial. Dalam daftar tersebut, ibu kota Thailand, Bangkok, menjadi kota terpopuler di kalangan anak muda Indonesia. Berturut-turut kemudian ada Hong Kong; Melbourne dan Sydney di Australia; Taipei di Taiwan; Guangzhou, Cina; Male, Maladewa; Jeddah, Arab Saudi; Ho Chi Minh, Vietnam; dan Phuket di Thailand.
Ho Chi Minh menjadi kota baru yang mulai meraih popularitas di kalangan anak muda. Alasannya, kota ini dianggap murah. Selain itu, Ho Chi Minh punya daya tarik wisata kuliner dan panorama alam yang menarik. "Ini sesuai dengan karakter milenial yang suka petualangan dan spontanitas, serta cenderung memilih gaya traveling yang ramah di kantong."
Hasil riset tersebut sejalan dengan laporan Mastercard yang dipublikasikan pekan lalu. Kota-kota besar Asia Tenggara, seperti Bangkok, Singapura, dan Kuala Lumpur, memang masih menempati posisi-posisi utama dengan jumlah kedatangan internasional tertinggi. Namun kota-kota di Vietnam, seperti Hanoi dan Ho Chi Minh, kian tumbuh dan berhasil menembus daftar 10 besar tahun ini.
Popularitas kota-kota di Thailand, seperti Phuket, Pattaya, dan Chiang Mai, juga kian bertumbuh. "Hal ini menunjukkan bahwa para wisatawan menjadi lebih berani untuk bereksperimen dan terbuka mencoba destinasi-destinasi baru," kata Senior Vice President of Mastercard Advisors Asia-Pasifik, Rupert Naylor.
Rupert mengungkapkan, kota-kota di Vietnam, seperti Da Nang dan Hanoi, juga menjadi tujuan baru bagi para pelancong yang datang untuk tujuan bisnis. Segmen wisatawan tertinggi lainnya untuk wilayah ini adalah pelajar. Meskipun Singapura tetap menjadi kota pusat pendidikan di Asia Tenggara, kota-kota seperti Hanoi, Khanh Hoa, dan Ho Chi Minh menjadi tujuan favorit para pelajar. "Ada peningkatan dalam jumlah pendidikan online di Vietnam," kata dia.
Adapun dilihat dari data transaksi Mastercard, wisatawan yang berkunjung ke sebuah tempat spesifik di kawasan Asia Tenggara didorong oleh tujuan khusus. Sebagai contoh, Thailand mendapat pemasukan tertinggi dari sektor kesehatan, Vietnam dari fine dining, sementara Laos dan Myanmar dari paket perjalanan. "Pendapatan dari sektor pariwisata belakangan menjadi kontributor utama untuk pertumbuhan ekonomi di kawasan ini," kata Rupert.
Di dalam negeri, tren berlibur ke destinasi sekunder juga mulai meningkat. Google Indonesia melaporkan penelusuran perjalanan di kota-kota sekunder justru tumbuh pesat, mencapai 48 persen ketimbang kota besar yang hanya tumbuh 18 persen. "Kota-kota sekunder ini merupakan tujuan yang populer," kata Manajer Google Indonesia Zulfi Rahadian. Delapan dari sepuluh penelusuran tujuan domestik terfavorit adalah tempat-tempat di Pulau Jawa, dengan Malang sebagai juaranya.
Vice President of Marketing Traveloka, Kurnia Rosyada, mengatakan perusahaannya sudah menangkap gejala perubahan tren pola konsumsi yang menjangkiti masyarakat Indonesia sejak beberapa tahun terakhir. "Saat ini, sebagian masyarakat Indonesia lebih gemar menghabiskan waktu dan pendapatannya untuk kebutuhan traveling," ujarnya. Ia menuturkan pengeluaran liburan sepanjang 2018 diperkirakan akan tumbuh 5,1 persen mencapai angka Rp 368,9 triliun.
Menurut Kurnia, strategi yang paling tepat untuk memenangi pilihan konsumen adalah menyediakan kemudahan akses informasi perjalanan dan kenyamanan pembelian. Sebab, kata dia, pelancong domestik gemar melakukan riset mendalam sebelum memulai perjalanan dan memutuskan pilihan cenderung pada menit-menit akhir. PRAGA UTAMA | DINI PARAMITA