Gerakan Batik Jalanan
Arif, 30 tahun, karyawan perusahaan swasta di Senayan, Jakarta, setiap Jumat memakai atasan batik. “Aku suka. Kalau dulu, pake batik cuma buat (menghadiri) pesta pernikahan. Sayang, kan,” katanya. Motif apa batiknya? Arif menggeleng, “Aku tak tahu. Yang penting pakai saja.”
Dadang, 35 tahun, walaupun cuma seorang penjual rujak dingin, tiap hari memakai batik. “Bahannya enak, sederhana, dan murah. Lagi pula istri saya orang Pekalongan,
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini