Apa Itu Kebijakan Moneter? Berikut Pengertian, Tujuan, Jenis, dan Instrumennya
Ketahui esensi kebijakan moneter: pengertian, tujuan, jenis, dan instrumen yang digunakan untuk mengelola ekonomi secara efektif.
KEBIJAKAN moneter merupakan upaya yang dilakukan oleh bank sentral suatu negara untuk mengendalikan jumlah uang yang beredar di dalam perekonomian. Tujuan utama kebijakan moneter adalah mencapai stabilitas harga dan pertumbuhan ekonomi yang sehat. Untuk mengetahui lebih lengkap mengenai kebijakan moneter, simak penjelasannya berikut ini.
Pengertian Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah sistem kontrol bank sentral terhadap besaran moneter, seperti jumlah uang beredar, uang primer, kredit perbankan, dan suku bunga. Tujuan kebijakan moneter adalah untuk mencapai keseimbangan domestik dan mencapai tujuan ekonomi makro, seperti menjaga stabilitas ekonomi melalui kesempatan kerja, stabilitas harga, dan keseimbangan neraca pembayaran.
Kebijakan moneter memiliki hubungan erat dengan kebijakan fiskal. Keduanya menjadi instrumen kunci dalam mengatur perekonomian suatu negara. Meskipun keduanya berperan dalam pengaturan ekonomi, terdapat perbedaan mendasar di antara keduanya.
Perbedaan kebijakan moneter dan fiskal terletak pada siapa yang mengambil langkah tersebut. Kebijakan moneter diimplementasikan oleh bank sentral, sementara kebijakan fiskal diterapkan oleh pemerintah (Kementerian Keuangan). Fokus kebijakan moneter lebih pada pengaturan uang beredar dan suku bunga, sedangkan kebijakan fiskal lebih menitikberatkan pada anggaran pemerintah dan pajak.
Contoh kebijakan moneter yang diterapkan di Tanah Air adalah ketika Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan untuk mengendalikan inflasi saat terjadi kenaikan harga secara signifikan.
Pegawai memindahkan uang di Cash Center Bank Mandiri, Jakarta. Tempo/Tony Hartawan
Tujuan Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter memiliki tujuan utama, yakni mencapai stabilitas nilai mata uang, menjaga stabilitas sistem pembayaran, dan mendukung stabilitas sistem keuangan guna mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Ketika stabilitas ekonomi terganggu, aturan itu dapat digunakan sebagai alat untuk memulihkannya, serta memberikan dukungan kepada pemerintah dalam menjalankan program yang belum atau tidak terealisasi.
Bank Indonesia berperan sebagai lembaga pengatur kebijakan moneter di Indonesia dan menjaga stabilitas nilai rupiah dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Hal itu diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Kebijakan Moneter Bank Indonesia.
Jenis Kebijakan Moneter
Dikutip dari berbagai sumber, jenis kebijakan moneter terbagi menjadi dua. Berikut penjelasan rincinya:
1. Kebijakan Moneter Ekspansif (Monetary Expansive Policy)
Kebijakan moneter ekspansif adalah tindakan untuk merangsang pemulihan ekonomi ketika terjadi resesi. Misalnya, dalam situasi ekonomi lesu seperti pandemi, Bank Indonesia menerapkan kebijakan ini dengan menurunkan tingkat suku bunga. Tujuan utamanya adalah mengatasi pengangguran dan meningkatkan daya beli masyarakat. Kebijakan ini juga dikenal sebagai kebijakan moneter akomodatif.
2. Kebijakan Moneter Kontraktif (Monetary Contractive Policy)
Kebijakan moneter kontraktif adalah tindakan yang mempertahankan suku bunga jangka pendek di tingkat yang lebih tinggi dari biasanya atau mengurangi jumlah uang beredar. Langkah ini bertujuan untuk mengurangi pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek dan menurunkan tingkat inflasi. Meskipun dapat berdampak positif pada kontrol inflasi, aturan ini juga berpotensi meningkatkan tingkat pengangguran serta mengurangi pinjaman dan pengeluaran oleh konsumen maupun bisnis. Jika diterapkan secara agresif, kebijakan ini dapat memicu resesi.
Nasabah melakukan transaksi perbankan di Bank Mandiri, Jakarta. Tempo/Tony Hartawan
Instrumen Kebijakan Moneter
1. Kebijakan Diskonto (Discount Rate)
Instrumen ini mengukur tingkat suku bunga bank, di mana kondisi peminjaman dana antarbank umum kepada bank sentral dapat mengatur peredaran uang secara teratur. Ketika perlu meningkatkan peredaran uang, Bank Indonesia menurunkan suku bunga pinjaman. Sebaliknya, suku bunga kredit bank dinaikkan untuk mengurangi peredaran uang.
2. Operasi Pasar Terbuka
Operasi pasar terbuka menjadi instrumen saat pemerintah mengontrol peredaran uang melalui penjualan atau pembelian surat-surat berharga pemerintah. Jika bank sentral membeli surat berharga, harganya akan naik, diikuti penurunan tingkat suku bunga dan jumlah uang beredar meningkat. Sebaliknya, untuk menekan jumlah uang beredar, bank sentral akan menjual surat berharga, yang menyebabkan harganya jatuh, dan suku bunga naik.
3. Kebijakan Rasio Cadangan Wajib
Instrumen rasio cadangan wajib digunakan ketika Bank Indonesia berusaha mengurangi cadangan kas uang bank, dengan mengedarkan uang melalui pinjaman. Sebaliknya, untuk menambah cadangan kas, uang yang beredar di masyarakat ditarik dengan peningkatan suku bunga tabungan.
4. Penetapan Suku Bunga Acuan
Bank Indonesia mengendalikan peredaran uang melalui penetapan suku bunga. Suku bunga yang ditetapkan oleh Bank Indonesia menjadi acuan bagi bank umum di seluruh Indonesia dalam menjalankan aktivitasnya.
5. Imbauan Moral
Instrumen terakhir adalah imbauan moral, di mana Bank Indonesia sebagai bank sentral memberikan imbauan kepada seluruh bank umum untuk menjalankan kebijakan penurunan atau peningkatan suku bunga pinjaman.
RIZKI DEWI AYU